rezeki ituuuuu...
bukan tentang apa yang dimiliki
apa yang dikuasai
bukan tentang apa yang bisa dibeli
apa yang bisa ditimbun
apa yang mengalir ke atm/tabungan
bukan tentang gajian
bukan tentang menerima bonus dan hadiah
bukan tentang..
bukan tentang..
rezeki ituuuuu...
adalah tentang apa yang bisa "dinikmati"
thats all.
Kamis, 11 Desember 2014
Minggu, 16 November 2014
Ketika "The Boys" Menurunkan Kacamatanya. Handsome!
Cieeeee. Ada yang bilang handsome. Ehem.
Yup. Begitulah bagiku, adakalanya the boys itu terlihat
begitu handsome.
Oho, tunggu dulu. Bukan wajahnya. Tapi karakternya.
Ini analisisis dan kesimpulan sepihak.
Bahkan, aku tak bertanya pendapat siapapun yang mengalami
kejadian serupa.
Kejadian apa?
Hmmm...bukan kejadian juga sih, tapi beberapa the girls
mengalaminya.
Ini merupakan fenomena ketika the boys menurunkan
kacamatanya.
Disinilah letak apresiasiku setinggi-tingginya untuk mereka.
The boys dengan karakter ini, benar-benar menarik. Handsome
karakternya!
Yap. Aku menemukan beberapa lelaki ketika ada keperluan
dengan seorang perempuan, seperti berdiskusi membicarakan solusi masalah
organisasi, atau keperluan lain, seperti menyerahkan bon/faktur belanja, dsb,
mereka menurunkan kacamatanya. Lebih tepatnya, melepas kacamata mereka sesaat.
Terutama ketika kondisi memaksa harus berbicara
berhadapan (yaiyalah, masak ngomong saling membelakangi, gelinya tu disini).
Awalnya melihat kejadian demikian, aku sama sekali gak ngeh. Tak
berfikir apapun.
Tapi, beberapa kali melihat fenomena itu, tak perlu menunggu
waktu, otakku langsung menganalisis.
Kenapa mereka melakukan hal “ganteng”
itu??
Analisis sepihak yang kulakukan tanpa bertanya
pada the boys alasan mereka, berujung kesimpulan, “mereka ingin menundukkan pandangannya”
aha. Benar. Mungkin itu alasan mereka.
Hadeuuuuhhh. Jika lah mungkin itu alasan mereka, teduhnya tu
disini.
The boys dengan tipe ini, baik ya. Mereka ingin menjaga
diri. Menjaga hati.
Mungkin benar, secara ilmu ke”biologi”an, aku tahu dengan
pasti alasan mereka menurunkan kacamatanya. Bagaimana prosesnya, hormon
apa saja yang bekerja, aku tahu semua.
Tapi berdasar ilmu pengalaman dilapangan, beberapa the boys
yang lain tidak menurunkan kacamatanya ketika berhadapan dengan seorang gadis.
Ada 2 alasan bagiku, pertama mungkin saja mereka tidak memiliki ketertarikan
apapun terhadap lawan bicaranya. Rasanya hambar dan biasa saja. Bahkan melihat
wajah dan mata silawan bicarapun, mereka “tabeu/tawar/nothing happened” so,
mereka tak perlu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi dengan “hati”
selanjutnya. Karena mereka tahu secara pasti takkan terjadi apapun.
Alasan
kedua, minus matanya sudah terlalu tinggi, jika mereka membuka kacamata, akan
timbul gejala oyong atau ketidakseimbangan tubuh. So, yaudah gak papa, biasa
aja. Bagi mereka, cukup bicara biasa menggunakan logika, bukan rasa.
mereka baik ya. Apresiasi dari saya setinggi-tingginya buat
mereka.
But, sangat kontra dengan para the boys, kebanyakan ladies, jika lah harus melihat laki-laki, gak ada rasa. Nothing happened.
Mau secakep apapun wajah seorang laki-laki, beberapa perempuan merasa biasa
saja. Tapi apa yang membuat para ladies ini bisa luluh??
Hadeuuuhhh, kalau
masalah ini aku pun tak tahu. Bisa ditanyakan langsung kepada ladies yang
hatinya pernah diluluhkan. Saya tak punya ide untuk mendeskripsikan.
Karena secara
pribadi saya sangat sulit tertarik dengan the boys. Sulit sekali. Ntahlah.
Tapi ada bagusnya juga, saya justru tak perlu repot-repot
berusaha mengontrol perasaan ketika harus berkomunikasi dan memiliki beberapa
urusan dengan para the boys ini. Karena ya biasa saja/tabeu/nothing happen.
Kita (saya and the boys) berkomunikasi secara professional, tak perlu main
hati, kita saling menghargai dan menghormati. Kita saling menginspirasi. Tidak
ada emosi diantara kita. Ini benar-benar bagus dan merupakan hubungan yang baik
sekali. Sempurna. Merasa nyaman, tak ada gelisah. Tak ada rindu apalagi cinta.
Sebuah mahakarya hubungan kreatif yang komunikatif. Sangat inspiratif. Menyenangkan sekali bukan?
Saya justru merasa
iba dengan beberapa ladies yang begitu mudah terpesona dengan karakter seorang
laki-laki, kasihan mereka. Para ladies itu, ah kasihan mereka. Mungkin rasanya
tak nyaman. Beberapa dari mereka bahkan merasa “aku bisa gila”.
Tak nyaman jika
the boys yang disukai ada ditempat yang sama. Tak nyaman jika harus berbicara.
Tak nyaman lewat dihadapannya. Tak nyaman jika dia bertanya. Yah, mereka cuma bisa
bergelisah tak nyaman membawa hati yang “meukoet-koet” kemana-mana.
Jangan seperti itu ladies, karena hanya membuatmu semakin
menderita. Kau ingin memilikinya segera, tapi tak berdaya. Ingin
membersamainya, tapi tak bisa. Hanya mencinta dengan begitu sempurna, sendiri
didalam hati.
Jangan seperti itu. Karena hanya akan membunuh kreativitasmu.
Membatasi talent-talentmu. Kau hanya membuang-buang waktu! Jangan seperti itu
ladies!
C’mon,
Bergaullah dengan banyak karakter lintas komunitas. Yap.
Lintas komunitas dengan passion yang berbeda. Kau akan mampu memahami banyak
karakter. Ingat! Lintas komunitas! Bukan dibanyak komunitas tapi visi dan arah
geraknya masih mirip-mirip serupa.
Selanjutnya, kau akan menemukan talent-talent barumu,
kesukaan-kesukaan barumu, melejitkan kreativitasmu! Kau akan menjadi sosok multitalent girl as beauty as barbie.
Ah, ini benar-benar seru. Asik, dan nyaman sekali.
Bahkan
jika mau, yuk dicoba bergaul dengan citizen beda bahasa!
Okey, for the boys yang berusaha menjaga pandangan, saya kasih two
tumbs up lahhh for you all. Really appreciate it!
For ladies, jangan suka jatuh cintlong yaaa, hahahha...
stand up galz :’)
Gak ada waktu buat menikmati galau karena cinta. Cinta adalah
energi.
Energi tak bisa dihilangkan, namun bisa berubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain!
Ubah ia menjadi
sesuatu yang lebih creative dan productive.
Salam cinta
Dari kak Irma
After Unsyiah Fair 9, 17 Nov 2014
Kamis, 09 Oktober 2014
Karena Cinta Memang Seharusnya Buta
Cinta Buta.
Begitulah, keseringan quote ini bermakna negatif.
Bagi saya, benar.
Dulu saya juga mempersepsikan cinta buta itu negatif.
Tapi sekarang,
Saya fikir, cinta memang seharusnya buta.
Harus buta! Absolutely. Cinta itu wajib membutakan diri.
Saya boleh memaknainya dengan seorang gadis, yang belum
mengerti cara menutup aurat,
Maka berapa waktu lamanya, dia berfashion seksi.
Celana ketat, hijab dileher terikat.
Suatu saat sang gadis menemukan hidayah,
Ia disapa oleh lembutnya kasih dari Tuhannya.
Dia tersadar, Rabbinya tengah mencucurkan cinta untuknya,
Cinta yang lembut dan melimpah.
Maka, ia memutuskan mencintai sang Rabbi.
Saat seseorang memutuskan untuk mencintai, maka pada saat
itu pula ia serta merta memutuskan untuk memberi.
Sang gadis pun berbenah diri, kini iya berhijab syar’i, berfashion
longgar dan tak update.
Beberapa komentar mulai terlontarkan untuknya.
Dia mulai dikatai norak, bodoh, tidak modern, konservatif
dan bla bla bla.
Apa tanggapan sang gadis?
“Sorry, saya sudah menutup mata dengan komentar orang-orang!
Cinta
ini benar-benar bikin ku buta, ntahlah, aku selalu menutup mata dengan beberapa
ocehan, kadang bikin ku bosan!”
Sang gadis pun melaju dengan keputusannya, keputusan untuk
mencintai Rabbnya.
membawa kebutaannya kemana-mana pada aktivitas cintanya.
Tersebut seorang pemuda,
Dia cerdas, aktivitasnya selalu mengangkatnya kepuncak
prestasi. Bahkan di semester 4 dia sudah menjuarai PKM, memenangkan modal
wirausaha, ipk nya wow. Dia lelaki prestisius.
Namun, suatu saat dia
tersadarkan.
Lagi-lagi sama seperti kasus si gadis.
Pemuda ini disapa lembut oleh hidayah allah.
Ia tersontak,
Apa arti semua prestasi ini, tapi tak mampu memberi arti
untuk orang banyak.
Rasanya, sukses sendiri, benar-benar hampa!
Maka ia memutuskan untuk bergabung bersama komunitas dan
organisasi kampus.
Dia menyibukkan diri pada aktivitas yang sama sekali tak berhubungan dengan kepentingan diri.
Agar bisa memberi manfaat melalui aksi kreatif-cerdasnya.
Ya, pada saat itu ia memutuskan untuk mencintai. Mencintai aktivitas
berbagi.
Mencintai aksi berbagi inspirasi. Mencintai kerja harmoni.
Dan jika seseorang memilih untuk mencintai, maka serta merta
ia memutuskan untuk memberi.
Diumur semester ke-7, ia tak kunjung lulus. Memasuki umur
semester 8, ia masih juga belum wisuda.
Padahal semua tau, dia pemuda cerdas full talenta.
Aksi kompor dari teman-teman terdekat agar ia meninggalkan “aktivitas
berbagi kebaikannya” untuk sementara, agar ia fokus wisuda, sama sekali tak
masuk ke hati, para teman pun hanya dikembalikan sebuah senyuman.
Ya, si pemuda sudah buta.
Terhadap segala komentar dan ocehan, benar-benar buta! Terhadap
pandangan-pandangan rendah dan sepele, dia sudah buta.
Cinta memang seharusnya buta.
Karena “ketidakbutaan” baginya, hanya membuatnya ragu-ragu
dan gagalfokus pada keikhlasan niat.
Pemuda ini memang sedikit terlambat. Terlambat menuju
kewisudaan.
Tapi, kata siapa dia bodoh, justru dia cerdas, dia menargetkan
diri fullmanfaat.
Setidaknya dia sudah meninggalkan banyak karya, baik karya
kecil mungil maupun karya besar.
Dia hanya butuh sedikit waktu tambahan untuk mencapai
impiannya. Impian untuk berbagi kebahagiaan. Impian untuk menjadi bagian dari
golongan yang memberi arti.
Dan dia mampu mewujudkannya, karena rasa cinta. Cinta yang
menggebu. Cinta yang buta.
Karena cinta memang seharusnya buta!
Begitulah, saat kita memutuskan untuk mencintai, jalani
cinta dengan kebutaan!
Karena ketidakbutaan hanya menjadikan kita ragu dan gagal fokus.
Salam positif!
@BEM Unsyiah, 9 oktober 2014
Kamis, 02 Oktober 2014
How to Get What You Want??
Pernah baca buku “Softskill to Get What You Want” karya
Richard Templar??
Belum?
Ok. Berikut beberapa potongan kata dari beliau:
- "Orang yang selalu mendapatkan apa yang ia mau adalah orang yang beruntung..benarkah? saya tidak yakin dia benar-benar beruntung!"
- "Apa perbedaan antara orang-orang yang selalu tampak berhasil mencapai tujuannya dan orang yang sulit mencapai tujuannya??"
- "Anda akan melihat bahwa beberapa orang mengetahui cara mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, sementara beberapa orang lainnya tidak".
- "Beruntung?? Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan hal ini, saya telah merencanakannya! Ya. Keberuntungan yang direncanakan!"
- "Ini adalah tentang mengetahui dengan JELAS apa yang anda inginkan, lalu mengetahui cara untuk mendapatkannya".
- "Mengapa anda tidak meminta? mengapa tidak meminta tolong? [karena tidak percaya dirikah? karena anda takut ditolak? Karena merasa tidak nyaman menyampaikan apa yang anda butuhkan?]"
- "Look! Jika anda memainkan peran anda dengan benar, seringkali tidak perlu meminta secara langsung apa yang anda inginkan. Gunakan:Pemikiran dan Perencanaan!"
- "The important thing is [anda membuat orang lain melihat anda sebagai orang yang ingin mereka bantu dan mereka dukung]"
- "Jika anda orang yang disukai dan positif, mengapa ada orang lain yang mengatakan tidak dan menolak??"
- "Biasakan diri anda untuk mendapatkan semua apa yang anda inginkan! semua! semuanya!"
Untuk mencapai cita dan visi,
anda butuh “support system” dalam menjalankan misi!
Karena anda tak kan mungkin mencapainya sendiri!
Karena anda tak kan mungkin mencapainya sendiri!
Bersama kita bisa! Sendiri, kita
bisa apa?
Mari kita saling memanfaatkan!
Anda membuka diri dan bersedia untuk dimanfaatkan oleh siapa saja! dan anda pun tak segan memanfaatkan mereka!
Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain? kenapa harus enggan menolong orang lain untuk mencapai tujuannya? bukankah balasan pertolongan dari allah lebih mengejutkan?
Jika anda saling memanfaatkan dengan fikiran negatif, tentu anda jarang mencapai tujuan anda, karena itu adalah hal yang tidak berkah.
Mari kita saling memanfaatkan dengan cara fikir positif, visi dan niat kita melangit!
Mari kita saling memanfaatkan!
Anda membuka diri dan bersedia untuk dimanfaatkan oleh siapa saja! dan anda pun tak segan memanfaatkan mereka!
Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain? kenapa harus enggan menolong orang lain untuk mencapai tujuannya? bukankah balasan pertolongan dari allah lebih mengejutkan?
Jika anda saling memanfaatkan dengan fikiran negatif, tentu anda jarang mencapai tujuan anda, karena itu adalah hal yang tidak berkah.
Mari kita saling memanfaatkan dengan cara fikir positif, visi dan niat kita melangit!
Sensasi sombong tidak dibutuhkan, anda merasa semua bisa
dicapai sendiri.
Alias merasa mandiri.
Alias merasa mandiri.
Jangan minder, tak perlu takut bermimpi.
Takut meminta tolong.
Takut bertanya kesediaan orang
lain untuk membantu anda mendapatkan apa yang anda mau.
Takut ini, takut itu. Takut
ditolak.
Takut dianggap penjilat. Takut dianggap sokkenalsokdekat. dsb
Anda tak perlu takut terhadap apapun! Karena tak akan terjadi apa-apa!
Tenanglah. Keep calm. Mencoba dengan visi melangit, nilainya berkah.
Berimajinasilah, bahwa akan terjadi hal-hal positif.
Bukan sebaliknya, anda membayangkan hal-hal negatif, karena keseringan yang anda bayangkan, akan kejadian.
Takut dianggap penjilat. Takut dianggap sokkenalsokdekat. dsb
Anda tak perlu takut terhadap apapun! Karena tak akan terjadi apa-apa!
Tenanglah. Keep calm. Mencoba dengan visi melangit, nilainya berkah.
Berimajinasilah, bahwa akan terjadi hal-hal positif.
Bukan sebaliknya, anda membayangkan hal-hal negatif, karena keseringan yang anda bayangkan, akan kejadian.
Begitulah, beberapa softskill yang dishare oleh
Richard Templar, jika digunakan dengan cara
yang benar (syar’i) dan untuk tujuan kebaikan pula, maka hidup anda benar-benar
seru dan bergairah!
@Lambaro City,3 okt 2014
Visi Kita Melangit! Beberapa Misi Kita "Done"!
Dimulai dengan Matriks.
Beberapa “DONE”!
(Refleksi 5 bulan membersamai Kementerian Luar Universitas BEM Unsyiah 2014)
Matriks.
Beberapa “DONE”!
(Refleksi 5 bulan membersamai Kementerian Luar Universitas BEM Unsyiah 2014)
Matriks.
Matriks itu excel.
Excel itu media. Media memudahkan kita ber_matriks_ria.
Matriks mendekatkan
kita pada cita dan cinta.
Korea.
Sepulang darinya, bertolak ke SMA 3 untuk Program Pelatihan
Lapangan bagi calon guru.
Dengan segala ambisi, bertekad menyelesaikan skripsi.
Akhir tahun, beberapa kesempatan magister menanti.
Rupanya...
obsesi tak berjodoh
kehendak sang Rabbi.
Haluanpun berputar. Ambisipun berganti.
April, 2014
Berjodoh dengan BEM Unsyiah, menggantikan adinda Siti.
Kementerian Luar Universitas, itulah nama jodoh tempat
berlabuh beberapa visi.
Misipun di breakdown.
Bersama Raiyan Fajrul dan Jamal Anshari, plus adik-adik para
staf yang baik hati,
Kita formulasikan visi misi dalam selembar matriks.
Selembar? Mungkin beberapa lembar, ntahlah, tak begitu
ingat.
Matriks itu excel.
Excel itu media. Media memudahkan kita ber_matriks_ria.
Matriks mendekatkan
kita pada cita dan cinta.
Matriks kita print. Hasilnya selembar untuk masing-masing
misi.
Kita sematkan pada salah satu pojok dimading.
Biar selalu terlihat dan teringat, begitu niat kita.
Mei juni berlalu.
Kita move on. Perlahan pasti melaksanakan misi.
Juli agustus kita tapaki.
Tak ada waktu untuk rekreasi, apalagi sekedar relaksasi.
September, disini kita.
Mencuri-curi pandang..
melihat mading tempat para matriks disematkan.
Hati meukoetkoet, sesekali.
Berdebar-debar, tak sanggup melihat “the matriks”
Aha!
Lihatlah dinda!
Dear jamal dan rayyan, look at that!
Lihatlah adik..
Dear staf yang baik hati, take a minute, stare at it!
DONE! Beberapa DONE!
Our matriks, DONE! Beberapa.
Karya kecil kita, yang imut sekecil semut, dia muncul dan
ada.
#Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015
Awalnya pesimis.
AEC 2015? Tak ada yang tahu. Wawasan tentangnya aku nihil.
“Mari kita buat rangkaian kegiatan AEC kakak?” Ajakmu dinda
Jamal.
“Apa itu? Ah, gak ngerti!” Ujarku
“ASEAN Economic Community” jelasmu
Akupun berkilah, bukan anak ekonomi jawabku cari-cari
alasan.
Angkat tangan, aku tak mampu.
Kau pun meyakinkan, “saya juga bukan anak ekonomi kakak.
Jurusan saya teknik sipil”.
Dan kau pun memaparkan, bahwa ini penting untuk kita
sosialisasikan.
Pemerintah masih kurang aksi nyatanya.
Padahal kenyataannya, komunitas itu sudah didepan mata.
"Mari kita bantu pemerintah, kakak", ajakmu.
Ayuk kita belajar tentang ini.
Semangatmu yang tulus, meluluhkanku.
Maka kita pun mulai belajar tentang ini,
google kita browsing setiap pagi.
Youtube kita download.
e-book kita telan.
Maka konsep wawasan kita mulai mantap.
Teman-teman di BEM, mulai kita tulari, akan pentingnya hal ini.
Sama! Mereka awalnya pun masih membayang-bayang, apaan tu
AEC? Tanya mereka.
Hingga yang kesekian kalinya, kita ajak mereka untuk
sama-sama belajar.
Akhirnya semua tertular.
Wawasan kita bersama mulai mantap.
Kita memasuki tahapan selanjutnya.
Kita susun matriks kerja aksi kecil kita.
Kita hubungi kesana kemari stakeholder terkait,
kita surati
beberapa dengan bahasa inggris.
Kita susun proposal bersama. Kita bentuk tim panitia.
Kita
tanya pendapat para dosen kesana kemari.
Lihatlah dinda!
Done!
Kita berhasil menyosialisasikan ke jajaran pemerintah
wilayah pantai timur Aceh, melalui kunjungan kerja yang kita lakukan selama
seminggu, bermodalkan satu unit avanza yang kita pinjam sama orang.
Done!
Kita berhasil melakukan diskusi publik, di caffe, 60 orang
sedikitnya, jadi tahu tentang pentingnya Komunitas 2015 ini.
Done!
Seminar nasional, di AAC, pemateri yang kece2 kita undang.
Memaparkan tentang AEC secara sempurna. 500 orang dinda berhasil kita usik
wawasannya tentang ini!
Done!
Kita rajin kunjungan kerja ke dinas-dinas terkait dan
beberapa bank juga. Sharing-sharing dengan para pelayan masyarakat Aceh. Ya,
mereka para pemimpin kita. duduk dengan mereka menjadikanku semakin menggebu
bercita untuk ikutan jadi babu melanjutkan mereka. Ternyata ada bnyk problem
yang harus kita fikirkan dan selesaikan untuk masa depan kejayaan rakyat aceh.
Done!
Bulan puasa, kita saweu dayah. Bertemu dengan wajah-wajah
yang masih fithrah, kita buat “Ramadhan Ceria”. 6 hari mengajar, berbagi, dan
seseruan bersama santri-santri TPA. Mereka lucu, dan masa depan ada digenggaman
tangan mereka yang mungil.
Done!
Seluruh penduduk bem, sudah kita pengaruhi, akhirnya
merekapun ikutan berwawasan tentang Komunitas ASEAN.
#Unsyiah International Club
Done!
Done!
berhasil kita dirikan.
Dimulai dengan inisiatif kakak kalian ini untuk berbagi pengalaman selama
di nanggroe orang, Korea Selatan tepatnya.
Serunya menimba pengalaman di
overseas, ingin ku tularkan untuk mahasiswa2 lainnya,
Kaupun mengiyakan.
Kau jumpai stakeholder, kau kunjungi
biro, kau duduk dengan perwakilan OIA. Kita pun membangun tim. Yes. Kita sudah
launching.
Dan diumur yang baru 2 bulan ini, kita memiliki 300 trainee
yang siap ditraining untuk keluar negeri. Dibantu dengan adik2 yang tulus dan
baik hatinya.
Didukung para teman yang sudah berpengalaman keluar negeri pula.
Ini luar biasa dinda!
Done!
Dan beberapa karya kecil lainnya, sedikit banyak sudah kita
lakukan. kecil tapi continue.
mudah-mudahan bermakna.
Berawal dari matriks dinda!
Matriks! Mendekatkan kita pada cita dan cinta.
Cinta pada pengabdian untuk negeri.
Kita masih belum selesai.
Bersabarlah. Ayuk bersama kita selesaikan dengan hati
gembira.
Karena kita para babu! Babu adalah pelayan.
Kita pelayan mahasiswa unsyiah. Kita mungkin belum maksimal.
Tapi selalu berusaha untuk optimal.
TOTALITAS adalah
prinsipmu prinsipku.
Hari ini allah titipkan kita untuk melayani mahasiswa
selevel unsyiah.
Kita adalah babu rupanya.
Bilakah kita bagus selama menjadi babu ini, ku kira allah
tak segan untuk menjadikan kita babu masyarakat indonesia dimasa yang akan
datang.
Ya. Para babu. Yang melayani dengan tulus.
Tak mendapatkan apa-apa itu sebuah kepastian!
Tapi balasan
dari-Nya, sungguh mengejutkan!
diluar dari apa yang kita ekspetasikan!
Allah memberi
kejutan-kejutan indah dengan begitu sempurna!
Tapi jika aku lari, mengundurkan diri dari status
“kebabuanku”
Aku khawatir, allah murka. Dia menyuruh kita untuk menjadi
pelayan.
Dengan berbagai alasan, jika ku bilang aku tak sanggup..
atau aku tak sempat.
Jika kemudian “Mundur”
kuambil sebagai keputusan..
Ah,
Aku khawatir, dia murka, dia beri aku masalah-masalah kecil,
Bocor ban kereta, berantem dengan teman, dikhianati sahabat,
ketinggalan info penting, terhambat rezki, direpeti ibu kos, hilang kunci,
tersandung batu, kuku jempol lepas, sakit gigi, sakit perut, dsb
Ah,
Aku khawatir, Dia Allah menganggap ku “ini anak, Aku
amanahkan jadi babu melayani mahasiswa selevel unsyiah aja tak mampu, apalagi
melayani masyarakat Indonesia??? Anak ini benar-benar tidak bagus!”
Maka kekhawatiranku itu, menjadikanku bertahan pada status
“kebabuanku”
4 tahun sudah, menjadi pelayan. Babu? Aku orangnya!
Karena yang kupegang, adalah anggapan-Nya tentang diriku.
Pandangan manusia, aku tak peduli!! Mereka boleh memuji atau
memaki, aku tak peduli!
Pandangan-Nya? Aku benar-benar peduli. Jika aku memilih
lari, aku benar-benar malu.
Malu setengah mati!
Jika sesekali aku kecewa terhadap kinerja beberapa manusia,
maka biarlah allah yang mengobati kekecewaanku.
Akupun tak sempurna.
Kenapa harus
menuntut beberapa manusia menjadi bagus dan sempurna??
Biarlah allah dengan lembut mengobati segala kekecewaan
dihati!
Urusan kita dengan allah. Dengan pandangan allah terhadap
diri kita.
Pandangan manusia? Gak ada urusan. Jaim bukan pilihan.
Inilah kita dengan segala ketidaksempurnaan mencoba
melayani.
Maka kita para babu, bertahanlah!
Intip kembali matriks kita, adakah yang belum terkerjakan?
Atau adakah yang terlewati?
Beberapa juga mesti kita evaluasi dan revisi.
Kalau bukan kita, siapalagi yang mau menjatuhkan diri
menjadi babu??
Tidak ada! Semua mau DiLayani! Yang mau MeLayani sulit
dicari!
Semua pintar menuntut! Menuntut orang tua, menuntut
pemerintah!
Generasi Solusi??
Kalau bukan kita siapa lagi??
Mari kita bervisi, menciptakan mimpi.
Kita breakdown
mimpi-mimpi kita dalam sebuah matriks.
Kita tempel ditempat yang selalu kita lihat.
Yah, matriks mendekatkan kita pada cita dan cinta.
Cinta pada negeri. Pada aktivitas berbagi.
Biarlah allah yang memberi apresiasi.
Satu apresiasi dari Nya, lebih berkah dari sejuta apresiasi
yang dilayangkan manusia.
Ayuk..
Apa yang tertulis dimatriks, kita jalankan dengan total.
Karena bagi kita “TOTALITAS adalah MAHAKARYA sebuah
KREATIVITAS”
@2 oktober, Refleksi membersamai BEM Unsyiah april-oktober 2014,
Kementerian Luar Universitas
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamis, 11 Desember 2014
rezeki ituuu
rezeki ituuuuu...
bukan tentang apa yang dimiliki
apa yang dikuasai
bukan tentang apa yang bisa dibeli
apa yang bisa ditimbun
apa yang mengalir ke atm/tabungan
bukan tentang gajian
bukan tentang menerima bonus dan hadiah
bukan tentang..
bukan tentang..
rezeki ituuuuu...
adalah tentang apa yang bisa "dinikmati"
thats all.
bukan tentang apa yang dimiliki
apa yang dikuasai
bukan tentang apa yang bisa dibeli
apa yang bisa ditimbun
apa yang mengalir ke atm/tabungan
bukan tentang gajian
bukan tentang menerima bonus dan hadiah
bukan tentang..
bukan tentang..
rezeki ituuuuu...
adalah tentang apa yang bisa "dinikmati"
thats all.
Minggu, 16 November 2014
Ketika "The Boys" Menurunkan Kacamatanya. Handsome!
Cieeeee. Ada yang bilang handsome. Ehem.
Yup. Begitulah bagiku, adakalanya the boys itu terlihat
begitu handsome.
Oho, tunggu dulu. Bukan wajahnya. Tapi karakternya.
Ini analisisis dan kesimpulan sepihak.
Bahkan, aku tak bertanya pendapat siapapun yang mengalami
kejadian serupa.
Kejadian apa?
Hmmm...bukan kejadian juga sih, tapi beberapa the girls
mengalaminya.
Ini merupakan fenomena ketika the boys menurunkan
kacamatanya.
Disinilah letak apresiasiku setinggi-tingginya untuk mereka.
The boys dengan karakter ini, benar-benar menarik. Handsome
karakternya!
Yap. Aku menemukan beberapa lelaki ketika ada keperluan
dengan seorang perempuan, seperti berdiskusi membicarakan solusi masalah
organisasi, atau keperluan lain, seperti menyerahkan bon/faktur belanja, dsb,
mereka menurunkan kacamatanya. Lebih tepatnya, melepas kacamata mereka sesaat.
Terutama ketika kondisi memaksa harus berbicara
berhadapan (yaiyalah, masak ngomong saling membelakangi, gelinya tu disini).
Awalnya melihat kejadian demikian, aku sama sekali gak ngeh. Tak
berfikir apapun.
Tapi, beberapa kali melihat fenomena itu, tak perlu menunggu
waktu, otakku langsung menganalisis.
Kenapa mereka melakukan hal “ganteng”
itu??
Analisis sepihak yang kulakukan tanpa bertanya
pada the boys alasan mereka, berujung kesimpulan, “mereka ingin menundukkan pandangannya”
aha. Benar. Mungkin itu alasan mereka.
Hadeuuuuhhh. Jika lah mungkin itu alasan mereka, teduhnya tu
disini.
The boys dengan tipe ini, baik ya. Mereka ingin menjaga
diri. Menjaga hati.
Mungkin benar, secara ilmu ke”biologi”an, aku tahu dengan
pasti alasan mereka menurunkan kacamatanya. Bagaimana prosesnya, hormon
apa saja yang bekerja, aku tahu semua.
Tapi berdasar ilmu pengalaman dilapangan, beberapa the boys
yang lain tidak menurunkan kacamatanya ketika berhadapan dengan seorang gadis.
Ada 2 alasan bagiku, pertama mungkin saja mereka tidak memiliki ketertarikan
apapun terhadap lawan bicaranya. Rasanya hambar dan biasa saja. Bahkan melihat
wajah dan mata silawan bicarapun, mereka “tabeu/tawar/nothing happened” so,
mereka tak perlu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi dengan “hati”
selanjutnya. Karena mereka tahu secara pasti takkan terjadi apapun.
Alasan
kedua, minus matanya sudah terlalu tinggi, jika mereka membuka kacamata, akan
timbul gejala oyong atau ketidakseimbangan tubuh. So, yaudah gak papa, biasa
aja. Bagi mereka, cukup bicara biasa menggunakan logika, bukan rasa.
mereka baik ya. Apresiasi dari saya setinggi-tingginya buat
mereka.
But, sangat kontra dengan para the boys, kebanyakan ladies, jika lah harus melihat laki-laki, gak ada rasa. Nothing happened.
Mau secakep apapun wajah seorang laki-laki, beberapa perempuan merasa biasa
saja. Tapi apa yang membuat para ladies ini bisa luluh??
Hadeuuuhhh, kalau
masalah ini aku pun tak tahu. Bisa ditanyakan langsung kepada ladies yang
hatinya pernah diluluhkan. Saya tak punya ide untuk mendeskripsikan.
Karena secara
pribadi saya sangat sulit tertarik dengan the boys. Sulit sekali. Ntahlah.
Tapi ada bagusnya juga, saya justru tak perlu repot-repot
berusaha mengontrol perasaan ketika harus berkomunikasi dan memiliki beberapa
urusan dengan para the boys ini. Karena ya biasa saja/tabeu/nothing happen.
Kita (saya and the boys) berkomunikasi secara professional, tak perlu main
hati, kita saling menghargai dan menghormati. Kita saling menginspirasi. Tidak
ada emosi diantara kita. Ini benar-benar bagus dan merupakan hubungan yang baik
sekali. Sempurna. Merasa nyaman, tak ada gelisah. Tak ada rindu apalagi cinta.
Sebuah mahakarya hubungan kreatif yang komunikatif. Sangat inspiratif. Menyenangkan sekali bukan?
Saya justru merasa
iba dengan beberapa ladies yang begitu mudah terpesona dengan karakter seorang
laki-laki, kasihan mereka. Para ladies itu, ah kasihan mereka. Mungkin rasanya
tak nyaman. Beberapa dari mereka bahkan merasa “aku bisa gila”.
Tak nyaman jika
the boys yang disukai ada ditempat yang sama. Tak nyaman jika harus berbicara.
Tak nyaman lewat dihadapannya. Tak nyaman jika dia bertanya. Yah, mereka cuma bisa
bergelisah tak nyaman membawa hati yang “meukoet-koet” kemana-mana.
Jangan seperti itu ladies, karena hanya membuatmu semakin
menderita. Kau ingin memilikinya segera, tapi tak berdaya. Ingin
membersamainya, tapi tak bisa. Hanya mencinta dengan begitu sempurna, sendiri
didalam hati.
Jangan seperti itu. Karena hanya akan membunuh kreativitasmu.
Membatasi talent-talentmu. Kau hanya membuang-buang waktu! Jangan seperti itu
ladies!
C’mon,
Bergaullah dengan banyak karakter lintas komunitas. Yap.
Lintas komunitas dengan passion yang berbeda. Kau akan mampu memahami banyak
karakter. Ingat! Lintas komunitas! Bukan dibanyak komunitas tapi visi dan arah
geraknya masih mirip-mirip serupa.
Selanjutnya, kau akan menemukan talent-talent barumu,
kesukaan-kesukaan barumu, melejitkan kreativitasmu! Kau akan menjadi sosok multitalent girl as beauty as barbie.
Ah, ini benar-benar seru. Asik, dan nyaman sekali.
Bahkan
jika mau, yuk dicoba bergaul dengan citizen beda bahasa!
Okey, for the boys yang berusaha menjaga pandangan, saya kasih two
tumbs up lahhh for you all. Really appreciate it!
For ladies, jangan suka jatuh cintlong yaaa, hahahha...
stand up galz :’)
Gak ada waktu buat menikmati galau karena cinta. Cinta adalah
energi.
Energi tak bisa dihilangkan, namun bisa berubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain!
Ubah ia menjadi
sesuatu yang lebih creative dan productive.
Salam cinta
Dari kak Irma
After Unsyiah Fair 9, 17 Nov 2014
Kamis, 09 Oktober 2014
Karena Cinta Memang Seharusnya Buta
Cinta Buta.
Begitulah, keseringan quote ini bermakna negatif.
Bagi saya, benar.
Dulu saya juga mempersepsikan cinta buta itu negatif.
Tapi sekarang,
Saya fikir, cinta memang seharusnya buta.
Harus buta! Absolutely. Cinta itu wajib membutakan diri.
Saya boleh memaknainya dengan seorang gadis, yang belum
mengerti cara menutup aurat,
Maka berapa waktu lamanya, dia berfashion seksi.
Celana ketat, hijab dileher terikat.
Suatu saat sang gadis menemukan hidayah,
Ia disapa oleh lembutnya kasih dari Tuhannya.
Dia tersadar, Rabbinya tengah mencucurkan cinta untuknya,
Cinta yang lembut dan melimpah.
Maka, ia memutuskan mencintai sang Rabbi.
Saat seseorang memutuskan untuk mencintai, maka pada saat
itu pula ia serta merta memutuskan untuk memberi.
Sang gadis pun berbenah diri, kini iya berhijab syar’i, berfashion
longgar dan tak update.
Beberapa komentar mulai terlontarkan untuknya.
Dia mulai dikatai norak, bodoh, tidak modern, konservatif
dan bla bla bla.
Apa tanggapan sang gadis?
“Sorry, saya sudah menutup mata dengan komentar orang-orang!
Cinta
ini benar-benar bikin ku buta, ntahlah, aku selalu menutup mata dengan beberapa
ocehan, kadang bikin ku bosan!”
Sang gadis pun melaju dengan keputusannya, keputusan untuk
mencintai Rabbnya.
membawa kebutaannya kemana-mana pada aktivitas cintanya.
Tersebut seorang pemuda,
Dia cerdas, aktivitasnya selalu mengangkatnya kepuncak
prestasi. Bahkan di semester 4 dia sudah menjuarai PKM, memenangkan modal
wirausaha, ipk nya wow. Dia lelaki prestisius.
Namun, suatu saat dia
tersadarkan.
Lagi-lagi sama seperti kasus si gadis.
Pemuda ini disapa lembut oleh hidayah allah.
Ia tersontak,
Apa arti semua prestasi ini, tapi tak mampu memberi arti
untuk orang banyak.
Rasanya, sukses sendiri, benar-benar hampa!
Maka ia memutuskan untuk bergabung bersama komunitas dan
organisasi kampus.
Dia menyibukkan diri pada aktivitas yang sama sekali tak berhubungan dengan kepentingan diri.
Agar bisa memberi manfaat melalui aksi kreatif-cerdasnya.
Ya, pada saat itu ia memutuskan untuk mencintai. Mencintai aktivitas
berbagi.
Mencintai aksi berbagi inspirasi. Mencintai kerja harmoni.
Dan jika seseorang memilih untuk mencintai, maka serta merta
ia memutuskan untuk memberi.
Diumur semester ke-7, ia tak kunjung lulus. Memasuki umur
semester 8, ia masih juga belum wisuda.
Padahal semua tau, dia pemuda cerdas full talenta.
Aksi kompor dari teman-teman terdekat agar ia meninggalkan “aktivitas
berbagi kebaikannya” untuk sementara, agar ia fokus wisuda, sama sekali tak
masuk ke hati, para teman pun hanya dikembalikan sebuah senyuman.
Ya, si pemuda sudah buta.
Terhadap segala komentar dan ocehan, benar-benar buta! Terhadap
pandangan-pandangan rendah dan sepele, dia sudah buta.
Cinta memang seharusnya buta.
Karena “ketidakbutaan” baginya, hanya membuatnya ragu-ragu
dan gagalfokus pada keikhlasan niat.
Pemuda ini memang sedikit terlambat. Terlambat menuju
kewisudaan.
Tapi, kata siapa dia bodoh, justru dia cerdas, dia menargetkan
diri fullmanfaat.
Setidaknya dia sudah meninggalkan banyak karya, baik karya
kecil mungil maupun karya besar.
Dia hanya butuh sedikit waktu tambahan untuk mencapai
impiannya. Impian untuk berbagi kebahagiaan. Impian untuk menjadi bagian dari
golongan yang memberi arti.
Dan dia mampu mewujudkannya, karena rasa cinta. Cinta yang
menggebu. Cinta yang buta.
Karena cinta memang seharusnya buta!
Begitulah, saat kita memutuskan untuk mencintai, jalani
cinta dengan kebutaan!
Karena ketidakbutaan hanya menjadikan kita ragu dan gagal fokus.
Salam positif!
@BEM Unsyiah, 9 oktober 2014
Kamis, 02 Oktober 2014
How to Get What You Want??
Pernah baca buku “Softskill to Get What You Want” karya
Richard Templar??
Belum?
Ok. Berikut beberapa potongan kata dari beliau:
- "Orang yang selalu mendapatkan apa yang ia mau adalah orang yang beruntung..benarkah? saya tidak yakin dia benar-benar beruntung!"
- "Apa perbedaan antara orang-orang yang selalu tampak berhasil mencapai tujuannya dan orang yang sulit mencapai tujuannya??"
- "Anda akan melihat bahwa beberapa orang mengetahui cara mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, sementara beberapa orang lainnya tidak".
- "Beruntung?? Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan hal ini, saya telah merencanakannya! Ya. Keberuntungan yang direncanakan!"
- "Ini adalah tentang mengetahui dengan JELAS apa yang anda inginkan, lalu mengetahui cara untuk mendapatkannya".
- "Mengapa anda tidak meminta? mengapa tidak meminta tolong? [karena tidak percaya dirikah? karena anda takut ditolak? Karena merasa tidak nyaman menyampaikan apa yang anda butuhkan?]"
- "Look! Jika anda memainkan peran anda dengan benar, seringkali tidak perlu meminta secara langsung apa yang anda inginkan. Gunakan:Pemikiran dan Perencanaan!"
- "The important thing is [anda membuat orang lain melihat anda sebagai orang yang ingin mereka bantu dan mereka dukung]"
- "Jika anda orang yang disukai dan positif, mengapa ada orang lain yang mengatakan tidak dan menolak??"
- "Biasakan diri anda untuk mendapatkan semua apa yang anda inginkan! semua! semuanya!"
Untuk mencapai cita dan visi,
anda butuh “support system” dalam menjalankan misi!
Karena anda tak kan mungkin mencapainya sendiri!
Karena anda tak kan mungkin mencapainya sendiri!
Bersama kita bisa! Sendiri, kita
bisa apa?
Mari kita saling memanfaatkan!
Anda membuka diri dan bersedia untuk dimanfaatkan oleh siapa saja! dan anda pun tak segan memanfaatkan mereka!
Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain? kenapa harus enggan menolong orang lain untuk mencapai tujuannya? bukankah balasan pertolongan dari allah lebih mengejutkan?
Jika anda saling memanfaatkan dengan fikiran negatif, tentu anda jarang mencapai tujuan anda, karena itu adalah hal yang tidak berkah.
Mari kita saling memanfaatkan dengan cara fikir positif, visi dan niat kita melangit!
Mari kita saling memanfaatkan!
Anda membuka diri dan bersedia untuk dimanfaatkan oleh siapa saja! dan anda pun tak segan memanfaatkan mereka!
Bukankah sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain? kenapa harus enggan menolong orang lain untuk mencapai tujuannya? bukankah balasan pertolongan dari allah lebih mengejutkan?
Jika anda saling memanfaatkan dengan fikiran negatif, tentu anda jarang mencapai tujuan anda, karena itu adalah hal yang tidak berkah.
Mari kita saling memanfaatkan dengan cara fikir positif, visi dan niat kita melangit!
Sensasi sombong tidak dibutuhkan, anda merasa semua bisa
dicapai sendiri.
Alias merasa mandiri.
Alias merasa mandiri.
Jangan minder, tak perlu takut bermimpi.
Takut meminta tolong.
Takut bertanya kesediaan orang
lain untuk membantu anda mendapatkan apa yang anda mau.
Takut ini, takut itu. Takut
ditolak.
Takut dianggap penjilat. Takut dianggap sokkenalsokdekat. dsb
Anda tak perlu takut terhadap apapun! Karena tak akan terjadi apa-apa!
Tenanglah. Keep calm. Mencoba dengan visi melangit, nilainya berkah.
Berimajinasilah, bahwa akan terjadi hal-hal positif.
Bukan sebaliknya, anda membayangkan hal-hal negatif, karena keseringan yang anda bayangkan, akan kejadian.
Takut dianggap penjilat. Takut dianggap sokkenalsokdekat. dsb
Anda tak perlu takut terhadap apapun! Karena tak akan terjadi apa-apa!
Tenanglah. Keep calm. Mencoba dengan visi melangit, nilainya berkah.
Berimajinasilah, bahwa akan terjadi hal-hal positif.
Bukan sebaliknya, anda membayangkan hal-hal negatif, karena keseringan yang anda bayangkan, akan kejadian.
Begitulah, beberapa softskill yang dishare oleh
Richard Templar, jika digunakan dengan cara
yang benar (syar’i) dan untuk tujuan kebaikan pula, maka hidup anda benar-benar
seru dan bergairah!
@Lambaro City,3 okt 2014
Visi Kita Melangit! Beberapa Misi Kita "Done"!
Dimulai dengan Matriks.
Beberapa “DONE”!
(Refleksi 5 bulan membersamai Kementerian Luar Universitas BEM Unsyiah 2014)
Matriks.
Beberapa “DONE”!
(Refleksi 5 bulan membersamai Kementerian Luar Universitas BEM Unsyiah 2014)
Matriks.
Matriks itu excel.
Excel itu media. Media memudahkan kita ber_matriks_ria.
Matriks mendekatkan
kita pada cita dan cinta.
Korea.
Sepulang darinya, bertolak ke SMA 3 untuk Program Pelatihan
Lapangan bagi calon guru.
Dengan segala ambisi, bertekad menyelesaikan skripsi.
Akhir tahun, beberapa kesempatan magister menanti.
Rupanya...
obsesi tak berjodoh
kehendak sang Rabbi.
Haluanpun berputar. Ambisipun berganti.
April, 2014
Berjodoh dengan BEM Unsyiah, menggantikan adinda Siti.
Kementerian Luar Universitas, itulah nama jodoh tempat
berlabuh beberapa visi.
Misipun di breakdown.
Bersama Raiyan Fajrul dan Jamal Anshari, plus adik-adik para
staf yang baik hati,
Kita formulasikan visi misi dalam selembar matriks.
Selembar? Mungkin beberapa lembar, ntahlah, tak begitu
ingat.
Matriks itu excel.
Excel itu media. Media memudahkan kita ber_matriks_ria.
Matriks mendekatkan
kita pada cita dan cinta.
Matriks kita print. Hasilnya selembar untuk masing-masing
misi.
Kita sematkan pada salah satu pojok dimading.
Biar selalu terlihat dan teringat, begitu niat kita.
Mei juni berlalu.
Kita move on. Perlahan pasti melaksanakan misi.
Juli agustus kita tapaki.
Tak ada waktu untuk rekreasi, apalagi sekedar relaksasi.
September, disini kita.
Mencuri-curi pandang..
melihat mading tempat para matriks disematkan.
Hati meukoetkoet, sesekali.
Berdebar-debar, tak sanggup melihat “the matriks”
Aha!
Lihatlah dinda!
Dear jamal dan rayyan, look at that!
Lihatlah adik..
Dear staf yang baik hati, take a minute, stare at it!
DONE! Beberapa DONE!
Our matriks, DONE! Beberapa.
Karya kecil kita, yang imut sekecil semut, dia muncul dan
ada.
#Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015
Awalnya pesimis.
AEC 2015? Tak ada yang tahu. Wawasan tentangnya aku nihil.
“Mari kita buat rangkaian kegiatan AEC kakak?” Ajakmu dinda
Jamal.
“Apa itu? Ah, gak ngerti!” Ujarku
“ASEAN Economic Community” jelasmu
Akupun berkilah, bukan anak ekonomi jawabku cari-cari
alasan.
Angkat tangan, aku tak mampu.
Kau pun meyakinkan, “saya juga bukan anak ekonomi kakak.
Jurusan saya teknik sipil”.
Dan kau pun memaparkan, bahwa ini penting untuk kita
sosialisasikan.
Pemerintah masih kurang aksi nyatanya.
Padahal kenyataannya, komunitas itu sudah didepan mata.
"Mari kita bantu pemerintah, kakak", ajakmu.
Ayuk kita belajar tentang ini.
Semangatmu yang tulus, meluluhkanku.
Maka kita pun mulai belajar tentang ini,
google kita browsing setiap pagi.
Youtube kita download.
e-book kita telan.
Maka konsep wawasan kita mulai mantap.
Teman-teman di BEM, mulai kita tulari, akan pentingnya hal ini.
Sama! Mereka awalnya pun masih membayang-bayang, apaan tu
AEC? Tanya mereka.
Hingga yang kesekian kalinya, kita ajak mereka untuk
sama-sama belajar.
Akhirnya semua tertular.
Wawasan kita bersama mulai mantap.
Kita memasuki tahapan selanjutnya.
Kita susun matriks kerja aksi kecil kita.
Kita hubungi kesana kemari stakeholder terkait,
kita surati
beberapa dengan bahasa inggris.
Kita susun proposal bersama. Kita bentuk tim panitia.
Kita
tanya pendapat para dosen kesana kemari.
Lihatlah dinda!
Done!
Kita berhasil menyosialisasikan ke jajaran pemerintah
wilayah pantai timur Aceh, melalui kunjungan kerja yang kita lakukan selama
seminggu, bermodalkan satu unit avanza yang kita pinjam sama orang.
Done!
Kita berhasil melakukan diskusi publik, di caffe, 60 orang
sedikitnya, jadi tahu tentang pentingnya Komunitas 2015 ini.
Done!
Seminar nasional, di AAC, pemateri yang kece2 kita undang.
Memaparkan tentang AEC secara sempurna. 500 orang dinda berhasil kita usik
wawasannya tentang ini!
Done!
Kita rajin kunjungan kerja ke dinas-dinas terkait dan
beberapa bank juga. Sharing-sharing dengan para pelayan masyarakat Aceh. Ya,
mereka para pemimpin kita. duduk dengan mereka menjadikanku semakin menggebu
bercita untuk ikutan jadi babu melanjutkan mereka. Ternyata ada bnyk problem
yang harus kita fikirkan dan selesaikan untuk masa depan kejayaan rakyat aceh.
Done!
Bulan puasa, kita saweu dayah. Bertemu dengan wajah-wajah
yang masih fithrah, kita buat “Ramadhan Ceria”. 6 hari mengajar, berbagi, dan
seseruan bersama santri-santri TPA. Mereka lucu, dan masa depan ada digenggaman
tangan mereka yang mungil.
Done!
Seluruh penduduk bem, sudah kita pengaruhi, akhirnya
merekapun ikutan berwawasan tentang Komunitas ASEAN.
#Unsyiah International Club
Done!
Done!
berhasil kita dirikan.
Dimulai dengan inisiatif kakak kalian ini untuk berbagi pengalaman selama
di nanggroe orang, Korea Selatan tepatnya.
Serunya menimba pengalaman di
overseas, ingin ku tularkan untuk mahasiswa2 lainnya,
Kaupun mengiyakan.
Kau jumpai stakeholder, kau kunjungi
biro, kau duduk dengan perwakilan OIA. Kita pun membangun tim. Yes. Kita sudah
launching.
Dan diumur yang baru 2 bulan ini, kita memiliki 300 trainee
yang siap ditraining untuk keluar negeri. Dibantu dengan adik2 yang tulus dan
baik hatinya.
Didukung para teman yang sudah berpengalaman keluar negeri pula.
Ini luar biasa dinda!
Done!
Dan beberapa karya kecil lainnya, sedikit banyak sudah kita
lakukan. kecil tapi continue.
mudah-mudahan bermakna.
Berawal dari matriks dinda!
Matriks! Mendekatkan kita pada cita dan cinta.
Cinta pada pengabdian untuk negeri.
Kita masih belum selesai.
Bersabarlah. Ayuk bersama kita selesaikan dengan hati
gembira.
Karena kita para babu! Babu adalah pelayan.
Kita pelayan mahasiswa unsyiah. Kita mungkin belum maksimal.
Tapi selalu berusaha untuk optimal.
TOTALITAS adalah
prinsipmu prinsipku.
Hari ini allah titipkan kita untuk melayani mahasiswa
selevel unsyiah.
Kita adalah babu rupanya.
Bilakah kita bagus selama menjadi babu ini, ku kira allah
tak segan untuk menjadikan kita babu masyarakat indonesia dimasa yang akan
datang.
Ya. Para babu. Yang melayani dengan tulus.
Tak mendapatkan apa-apa itu sebuah kepastian!
Tapi balasan
dari-Nya, sungguh mengejutkan!
diluar dari apa yang kita ekspetasikan!
Allah memberi
kejutan-kejutan indah dengan begitu sempurna!
Tapi jika aku lari, mengundurkan diri dari status
“kebabuanku”
Aku khawatir, allah murka. Dia menyuruh kita untuk menjadi
pelayan.
Dengan berbagai alasan, jika ku bilang aku tak sanggup..
atau aku tak sempat.
Jika kemudian “Mundur”
kuambil sebagai keputusan..
Ah,
Aku khawatir, dia murka, dia beri aku masalah-masalah kecil,
Bocor ban kereta, berantem dengan teman, dikhianati sahabat,
ketinggalan info penting, terhambat rezki, direpeti ibu kos, hilang kunci,
tersandung batu, kuku jempol lepas, sakit gigi, sakit perut, dsb
Ah,
Aku khawatir, Dia Allah menganggap ku “ini anak, Aku
amanahkan jadi babu melayani mahasiswa selevel unsyiah aja tak mampu, apalagi
melayani masyarakat Indonesia??? Anak ini benar-benar tidak bagus!”
Maka kekhawatiranku itu, menjadikanku bertahan pada status
“kebabuanku”
4 tahun sudah, menjadi pelayan. Babu? Aku orangnya!
Karena yang kupegang, adalah anggapan-Nya tentang diriku.
Pandangan manusia, aku tak peduli!! Mereka boleh memuji atau
memaki, aku tak peduli!
Pandangan-Nya? Aku benar-benar peduli. Jika aku memilih
lari, aku benar-benar malu.
Malu setengah mati!
Jika sesekali aku kecewa terhadap kinerja beberapa manusia,
maka biarlah allah yang mengobati kekecewaanku.
Akupun tak sempurna.
Kenapa harus
menuntut beberapa manusia menjadi bagus dan sempurna??
Biarlah allah dengan lembut mengobati segala kekecewaan
dihati!
Urusan kita dengan allah. Dengan pandangan allah terhadap
diri kita.
Pandangan manusia? Gak ada urusan. Jaim bukan pilihan.
Inilah kita dengan segala ketidaksempurnaan mencoba
melayani.
Maka kita para babu, bertahanlah!
Intip kembali matriks kita, adakah yang belum terkerjakan?
Atau adakah yang terlewati?
Beberapa juga mesti kita evaluasi dan revisi.
Kalau bukan kita, siapalagi yang mau menjatuhkan diri
menjadi babu??
Tidak ada! Semua mau DiLayani! Yang mau MeLayani sulit
dicari!
Semua pintar menuntut! Menuntut orang tua, menuntut
pemerintah!
Generasi Solusi??
Kalau bukan kita siapa lagi??
Mari kita bervisi, menciptakan mimpi.
Kita breakdown
mimpi-mimpi kita dalam sebuah matriks.
Kita tempel ditempat yang selalu kita lihat.
Yah, matriks mendekatkan kita pada cita dan cinta.
Cinta pada negeri. Pada aktivitas berbagi.
Biarlah allah yang memberi apresiasi.
Satu apresiasi dari Nya, lebih berkah dari sejuta apresiasi
yang dilayangkan manusia.
Ayuk..
Apa yang tertulis dimatriks, kita jalankan dengan total.
Karena bagi kita “TOTALITAS adalah MAHAKARYA sebuah
KREATIVITAS”
@2 oktober, Refleksi membersamai BEM Unsyiah april-oktober 2014,
Kementerian Luar Universitas
Langganan:
Postingan (Atom)