Dimulai dengan Matriks.
Beberapa “DONE”!
(Refleksi 5 bulan membersamai Kementerian Luar Universitas BEM Unsyiah 2014)
Matriks.
Beberapa “DONE”!
(Refleksi 5 bulan membersamai Kementerian Luar Universitas BEM Unsyiah 2014)
Matriks.
Matriks itu excel.
Excel itu media. Media memudahkan kita ber_matriks_ria.
Matriks mendekatkan
kita pada cita dan cinta.
Korea.
Sepulang darinya, bertolak ke SMA 3 untuk Program Pelatihan
Lapangan bagi calon guru.
Dengan segala ambisi, bertekad menyelesaikan skripsi.
Akhir tahun, beberapa kesempatan magister menanti.
Rupanya...
obsesi tak berjodoh
kehendak sang Rabbi.
Haluanpun berputar. Ambisipun berganti.
April, 2014
Berjodoh dengan BEM Unsyiah, menggantikan adinda Siti.
Kementerian Luar Universitas, itulah nama jodoh tempat
berlabuh beberapa visi.
Misipun di breakdown.
Bersama Raiyan Fajrul dan Jamal Anshari, plus adik-adik para
staf yang baik hati,
Kita formulasikan visi misi dalam selembar matriks.
Selembar? Mungkin beberapa lembar, ntahlah, tak begitu
ingat.
Matriks itu excel.
Excel itu media. Media memudahkan kita ber_matriks_ria.
Matriks mendekatkan
kita pada cita dan cinta.
Matriks kita print. Hasilnya selembar untuk masing-masing
misi.
Kita sematkan pada salah satu pojok dimading.
Biar selalu terlihat dan teringat, begitu niat kita.
Mei juni berlalu.
Kita move on. Perlahan pasti melaksanakan misi.
Juli agustus kita tapaki.
Tak ada waktu untuk rekreasi, apalagi sekedar relaksasi.
September, disini kita.
Mencuri-curi pandang..
melihat mading tempat para matriks disematkan.
Hati meukoetkoet, sesekali.
Berdebar-debar, tak sanggup melihat “the matriks”
Aha!
Lihatlah dinda!
Dear jamal dan rayyan, look at that!
Lihatlah adik..
Dear staf yang baik hati, take a minute, stare at it!
DONE! Beberapa DONE!
Our matriks, DONE! Beberapa.
Karya kecil kita, yang imut sekecil semut, dia muncul dan
ada.
#Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015
Awalnya pesimis.
AEC 2015? Tak ada yang tahu. Wawasan tentangnya aku nihil.
“Mari kita buat rangkaian kegiatan AEC kakak?” Ajakmu dinda
Jamal.
“Apa itu? Ah, gak ngerti!” Ujarku
“ASEAN Economic Community” jelasmu
Akupun berkilah, bukan anak ekonomi jawabku cari-cari
alasan.
Angkat tangan, aku tak mampu.
Kau pun meyakinkan, “saya juga bukan anak ekonomi kakak.
Jurusan saya teknik sipil”.
Dan kau pun memaparkan, bahwa ini penting untuk kita
sosialisasikan.
Pemerintah masih kurang aksi nyatanya.
Padahal kenyataannya, komunitas itu sudah didepan mata.
"Mari kita bantu pemerintah, kakak", ajakmu.
Ayuk kita belajar tentang ini.
Semangatmu yang tulus, meluluhkanku.
Maka kita pun mulai belajar tentang ini,
google kita browsing setiap pagi.
Youtube kita download.
e-book kita telan.
Maka konsep wawasan kita mulai mantap.
Teman-teman di BEM, mulai kita tulari, akan pentingnya hal ini.
Sama! Mereka awalnya pun masih membayang-bayang, apaan tu
AEC? Tanya mereka.
Hingga yang kesekian kalinya, kita ajak mereka untuk
sama-sama belajar.
Akhirnya semua tertular.
Wawasan kita bersama mulai mantap.
Kita memasuki tahapan selanjutnya.
Kita susun matriks kerja aksi kecil kita.
Kita hubungi kesana kemari stakeholder terkait,
kita surati
beberapa dengan bahasa inggris.
Kita susun proposal bersama. Kita bentuk tim panitia.
Kita
tanya pendapat para dosen kesana kemari.
Lihatlah dinda!
Done!
Kita berhasil menyosialisasikan ke jajaran pemerintah
wilayah pantai timur Aceh, melalui kunjungan kerja yang kita lakukan selama
seminggu, bermodalkan satu unit avanza yang kita pinjam sama orang.
Done!
Kita berhasil melakukan diskusi publik, di caffe, 60 orang
sedikitnya, jadi tahu tentang pentingnya Komunitas 2015 ini.
Done!
Seminar nasional, di AAC, pemateri yang kece2 kita undang.
Memaparkan tentang AEC secara sempurna. 500 orang dinda berhasil kita usik
wawasannya tentang ini!
Done!
Kita rajin kunjungan kerja ke dinas-dinas terkait dan
beberapa bank juga. Sharing-sharing dengan para pelayan masyarakat Aceh. Ya,
mereka para pemimpin kita. duduk dengan mereka menjadikanku semakin menggebu
bercita untuk ikutan jadi babu melanjutkan mereka. Ternyata ada bnyk problem
yang harus kita fikirkan dan selesaikan untuk masa depan kejayaan rakyat aceh.
Done!
Bulan puasa, kita saweu dayah. Bertemu dengan wajah-wajah
yang masih fithrah, kita buat “Ramadhan Ceria”. 6 hari mengajar, berbagi, dan
seseruan bersama santri-santri TPA. Mereka lucu, dan masa depan ada digenggaman
tangan mereka yang mungil.
Done!
Seluruh penduduk bem, sudah kita pengaruhi, akhirnya
merekapun ikutan berwawasan tentang Komunitas ASEAN.
#Unsyiah International Club
Done!
Done!
berhasil kita dirikan.
Dimulai dengan inisiatif kakak kalian ini untuk berbagi pengalaman selama
di nanggroe orang, Korea Selatan tepatnya.
Serunya menimba pengalaman di
overseas, ingin ku tularkan untuk mahasiswa2 lainnya,
Kaupun mengiyakan.
Kau jumpai stakeholder, kau kunjungi
biro, kau duduk dengan perwakilan OIA. Kita pun membangun tim. Yes. Kita sudah
launching.
Dan diumur yang baru 2 bulan ini, kita memiliki 300 trainee
yang siap ditraining untuk keluar negeri. Dibantu dengan adik2 yang tulus dan
baik hatinya.
Didukung para teman yang sudah berpengalaman keluar negeri pula.
Ini luar biasa dinda!
Done!
Dan beberapa karya kecil lainnya, sedikit banyak sudah kita
lakukan. kecil tapi continue.
mudah-mudahan bermakna.
Berawal dari matriks dinda!
Matriks! Mendekatkan kita pada cita dan cinta.
Cinta pada pengabdian untuk negeri.
Kita masih belum selesai.
Bersabarlah. Ayuk bersama kita selesaikan dengan hati
gembira.
Karena kita para babu! Babu adalah pelayan.
Kita pelayan mahasiswa unsyiah. Kita mungkin belum maksimal.
Tapi selalu berusaha untuk optimal.
TOTALITAS adalah
prinsipmu prinsipku.
Hari ini allah titipkan kita untuk melayani mahasiswa
selevel unsyiah.
Kita adalah babu rupanya.
Bilakah kita bagus selama menjadi babu ini, ku kira allah
tak segan untuk menjadikan kita babu masyarakat indonesia dimasa yang akan
datang.
Ya. Para babu. Yang melayani dengan tulus.
Tak mendapatkan apa-apa itu sebuah kepastian!
Tapi balasan
dari-Nya, sungguh mengejutkan!
diluar dari apa yang kita ekspetasikan!
Allah memberi
kejutan-kejutan indah dengan begitu sempurna!
Tapi jika aku lari, mengundurkan diri dari status
“kebabuanku”
Aku khawatir, allah murka. Dia menyuruh kita untuk menjadi
pelayan.
Dengan berbagai alasan, jika ku bilang aku tak sanggup..
atau aku tak sempat.
Jika kemudian “Mundur”
kuambil sebagai keputusan..
Ah,
Aku khawatir, dia murka, dia beri aku masalah-masalah kecil,
Bocor ban kereta, berantem dengan teman, dikhianati sahabat,
ketinggalan info penting, terhambat rezki, direpeti ibu kos, hilang kunci,
tersandung batu, kuku jempol lepas, sakit gigi, sakit perut, dsb
Ah,
Aku khawatir, Dia Allah menganggap ku “ini anak, Aku
amanahkan jadi babu melayani mahasiswa selevel unsyiah aja tak mampu, apalagi
melayani masyarakat Indonesia??? Anak ini benar-benar tidak bagus!”
Maka kekhawatiranku itu, menjadikanku bertahan pada status
“kebabuanku”
4 tahun sudah, menjadi pelayan. Babu? Aku orangnya!
Karena yang kupegang, adalah anggapan-Nya tentang diriku.
Pandangan manusia, aku tak peduli!! Mereka boleh memuji atau
memaki, aku tak peduli!
Pandangan-Nya? Aku benar-benar peduli. Jika aku memilih
lari, aku benar-benar malu.
Malu setengah mati!
Jika sesekali aku kecewa terhadap kinerja beberapa manusia,
maka biarlah allah yang mengobati kekecewaanku.
Akupun tak sempurna.
Kenapa harus
menuntut beberapa manusia menjadi bagus dan sempurna??
Biarlah allah dengan lembut mengobati segala kekecewaan
dihati!
Urusan kita dengan allah. Dengan pandangan allah terhadap
diri kita.
Pandangan manusia? Gak ada urusan. Jaim bukan pilihan.
Inilah kita dengan segala ketidaksempurnaan mencoba
melayani.
Maka kita para babu, bertahanlah!
Intip kembali matriks kita, adakah yang belum terkerjakan?
Atau adakah yang terlewati?
Beberapa juga mesti kita evaluasi dan revisi.
Kalau bukan kita, siapalagi yang mau menjatuhkan diri
menjadi babu??
Tidak ada! Semua mau DiLayani! Yang mau MeLayani sulit
dicari!
Semua pintar menuntut! Menuntut orang tua, menuntut
pemerintah!
Generasi Solusi??
Kalau bukan kita siapa lagi??
Mari kita bervisi, menciptakan mimpi.
Kita breakdown
mimpi-mimpi kita dalam sebuah matriks.
Kita tempel ditempat yang selalu kita lihat.
Yah, matriks mendekatkan kita pada cita dan cinta.
Cinta pada negeri. Pada aktivitas berbagi.
Biarlah allah yang memberi apresiasi.
Satu apresiasi dari Nya, lebih berkah dari sejuta apresiasi
yang dilayangkan manusia.
Ayuk..
Apa yang tertulis dimatriks, kita jalankan dengan total.
Karena bagi kita “TOTALITAS adalah MAHAKARYA sebuah
KREATIVITAS”
@2 oktober, Refleksi membersamai BEM Unsyiah april-oktober 2014,
Kementerian Luar Universitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar