“Bye-bye.. see you”
Adalah kalimat yang sering kita ucapkan di akhir percakapan
dengan teman atau sahabat.
Baik itu saat bertemu langsung atau hanya lewat sms.
C u, mengindikasikan bahwa adanya keinginan untuk bertemu
lagi dan lagi.
Tapi,
Apa jadinya..jika percakapan kita dengan seorang teman atau
sahabat yang selama ini begitu kita percaya, di akhiri dengan kalimat, “bye bye.. will not say see you anymore”
Hahah.
What a crazy right?
Ucapan “bye bye.. will
not say see you anymore” mengindikasikan
adanya keinginan agar tidak berjumpa lagi dilain waktu.
Kenapa? What’s a problem?
Wallahua’lam. Mungkin itu keputusan terbaik demi kebaikan
masing-masing pihak.
Masalahnya,
Bagaimana jika tanpa keinginan sekalipun, disuatu waktu yang
tidak ditentukan, disuatu tempat yang tidak direncanakan.. tetiba berjumpa????
Tak ada yang bisa dilakukan. Paling cuma bisa tersenyum
penuh tanda tanya. Ingin tanya apa kabar. Segan. Lalu berbalik arah. Jalan
ketujuan yang saling berlawanan.
Ah, kehidupan...
Takdirnya sulit diterka-terka..
Orang-orang datang dan pergi, berlalulalang bergentayangan
dikehidupan kita.
Teman dan sahabat, datang dan pergi silih berganti, tanpa
mampu ditebak siapa yang akan datang siapa yang akan pergi.
Setiap kedatangan dan kepergian seseorang, patutnya
disyukuri.
Itu adalah potongan misteri-misteri manis yang telah
tertulis dalam kitab-Nya.
Allah yang menentukan dengan siapa kita akan berjumpa,
dengan siapa pula kita akan berpisah.
“Bye-bye.. see you”
Bilakah kita rindu plus kangen sejadi-jadinya dengan sahabat
yang setiap komunikasi diakhiri dengan “Bye-bye..
see you” maka sewaktu-waktu akan
dengan mudahnya mengambil hape lalu ketik sms.. hi! Apa kabar? Dan seterusnya
melanjutkan percakapan dengan sejumlah pertanyaan diselingi canda plus emot
ceria. Cukuplah BBM dan whatsup sebagai sarana pengobat rindu sementara.
Parahnya, apa yang bisa dilakukan jika rindu yang
menghampiri tertuju pada teman atau sahabat yang pernah kita ucapkan “bye bye.. will not say see you anymore”??
Tentu saja akan berakhir dengan pertanyaan, hi! Apa kabar?
Via bbm yang kemudian dihapus lagi sebelum sempat terkirim. Atau bertanya via
surel yang alamat emailnya adalah email sendiri? Ah, paling-paling berakhir
disepucuk surat puisi rindu yang ujung-ujungnya cuma untuk dibaca
sendiri.
Padahal rindu itu kan sederhana?
Kenapa kadang-kadang jadi segitu complicatednya?
Maka,
Berdamailah dengan diri sendiri. Bersabarlah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar