Rabu, 17 September 2014

Write a Book With Future Husband? Let C ! Will Us?





Kebanyakan memang.
Ingin ini ingin itu.
Berlebihan, sangat.

Tapi aku mau, menulis buku.
Bersama life partner.
Menulis, menghabiskan waktu bersama dengan berfikir dan menggerakkan jari.
Duduk berhadapan dengan laptop masing-masing, disalah satu pojok caffe.
Menulis kehidupan, tentang apapun yang kami sukai.

Jika dia menyukai “science” maka aku akan tenggelam bersamanya,
ikutan menjari tentang keilmiahan.
Jika dia menyukai all thing about “social” aku juga mau menyelam bersama gerakan jemarinya.
Apapun yang disenanginya, 
akan bernafas dalam kesenanganku.

Aku mau membersamainya, menulis buku.
Ketajaman tulisannya, pengasah rindu diantara kami.
Kekuatan ide dan gagasannya, pengokoh kesabaran kami.
Impian-impiannya, gairah kerumahtanggaan kami.

Begitulah, kira-kira.
Sedikit berlebihan memang.
Aku tak mengharapkan, dipertemujumpakan dengan seorang penulis.
Bukan, bukan!
Bukan penulis maksudku.
Bukan writer!

Future husband,
Apapun skill nya, aku suka. Aku senang dan ridha.
Aku cuma ingin,
Menulis buku, bersamanya.
Apapun passion dan profesinya, aku tak peduli.

Petani diakah nanti, atau pengajar, atau civil engineer, designer, atau bahkan chef.
Aku suka. Suka sekali. Aku ridha.

Jika dianya chef, mari kita menulis tentang resep-resep inovatif,
Kita mencoba resep-resep asik didapur mungil kita, lalu menuliskannya.
Jika dianya pengajar, mari kita menulis tentang karakter-karakter lucu anak didik kita.
Kita menguji bagaimana melejitkan kemampuan kognitif dan motorik mereka.
Ini pasti seru, benar kan cinta?

Jika kaunya nanti seorang civil engineer, mari kita menulis tentang jembatan, tentang waduk, tentang building, atau bahkan tentang cara rahasia memenangkan tender.
Menulis tentang keseharianmu menjadi seorang “global civil engineer” itu juga pasti seru.

Hmmm..
Bagaimana bila kaunya nanti petani?
Mari kita menulis tentang ketahanan pangan, dear cinta.
Atau, ayuk kita menulis tentang “green pesticide”, ini pasti bermanfaat untuk masyarakat.

Ah, kau rupanya seorang traveller.
Oke.oke. aku ikut denganmu.
“Dream country” manapun yang ingin kau pijaki, aku mau membersamaimu.
Menghabiskan waktu dijalan, dinanggroe minoritas sekalipun, aku mau.
Mari kita menuliskan tentang perjalanan adventure cinta kita.
Aha.
Beberapa anak muda mungkin akan suka membacanya.

Kaukah mungkin seorang presiden, dear kasih?
Baik,
Mari kita menjari, menuliskan tentang “dream society” yang ingin kau bangun.
Tentang cara-caramu membentuk masyarakat madani.
Tentang jatuh-bangunmu membangun negeri.

Aku mau. Kau dan Aku, menyatu dalam sebuah buku.
Bahkan hingga kita tak lagi menginjak dunia,
cinta kita ku mau tetap hidup. Bersinar tak kenal redup.
Untuk masyarakat, ku mau cinta  kita bermanfaat!
Begitulah inginku.
Kita akan menulis bebas, dengan gaya kita sendiri.
Karena Cinta adalah Kreativitas Nyata!

 @SelinganDikalaNye_Kripsi, 18 Sept 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 17 September 2014

Write a Book With Future Husband? Let C ! Will Us?





Kebanyakan memang.
Ingin ini ingin itu.
Berlebihan, sangat.

Tapi aku mau, menulis buku.
Bersama life partner.
Menulis, menghabiskan waktu bersama dengan berfikir dan menggerakkan jari.
Duduk berhadapan dengan laptop masing-masing, disalah satu pojok caffe.
Menulis kehidupan, tentang apapun yang kami sukai.

Jika dia menyukai “science” maka aku akan tenggelam bersamanya,
ikutan menjari tentang keilmiahan.
Jika dia menyukai all thing about “social” aku juga mau menyelam bersama gerakan jemarinya.
Apapun yang disenanginya, 
akan bernafas dalam kesenanganku.

Aku mau membersamainya, menulis buku.
Ketajaman tulisannya, pengasah rindu diantara kami.
Kekuatan ide dan gagasannya, pengokoh kesabaran kami.
Impian-impiannya, gairah kerumahtanggaan kami.

Begitulah, kira-kira.
Sedikit berlebihan memang.
Aku tak mengharapkan, dipertemujumpakan dengan seorang penulis.
Bukan, bukan!
Bukan penulis maksudku.
Bukan writer!

Future husband,
Apapun skill nya, aku suka. Aku senang dan ridha.
Aku cuma ingin,
Menulis buku, bersamanya.
Apapun passion dan profesinya, aku tak peduli.

Petani diakah nanti, atau pengajar, atau civil engineer, designer, atau bahkan chef.
Aku suka. Suka sekali. Aku ridha.

Jika dianya chef, mari kita menulis tentang resep-resep inovatif,
Kita mencoba resep-resep asik didapur mungil kita, lalu menuliskannya.
Jika dianya pengajar, mari kita menulis tentang karakter-karakter lucu anak didik kita.
Kita menguji bagaimana melejitkan kemampuan kognitif dan motorik mereka.
Ini pasti seru, benar kan cinta?

Jika kaunya nanti seorang civil engineer, mari kita menulis tentang jembatan, tentang waduk, tentang building, atau bahkan tentang cara rahasia memenangkan tender.
Menulis tentang keseharianmu menjadi seorang “global civil engineer” itu juga pasti seru.

Hmmm..
Bagaimana bila kaunya nanti petani?
Mari kita menulis tentang ketahanan pangan, dear cinta.
Atau, ayuk kita menulis tentang “green pesticide”, ini pasti bermanfaat untuk masyarakat.

Ah, kau rupanya seorang traveller.
Oke.oke. aku ikut denganmu.
“Dream country” manapun yang ingin kau pijaki, aku mau membersamaimu.
Menghabiskan waktu dijalan, dinanggroe minoritas sekalipun, aku mau.
Mari kita menuliskan tentang perjalanan adventure cinta kita.
Aha.
Beberapa anak muda mungkin akan suka membacanya.

Kaukah mungkin seorang presiden, dear kasih?
Baik,
Mari kita menjari, menuliskan tentang “dream society” yang ingin kau bangun.
Tentang cara-caramu membentuk masyarakat madani.
Tentang jatuh-bangunmu membangun negeri.

Aku mau. Kau dan Aku, menyatu dalam sebuah buku.
Bahkan hingga kita tak lagi menginjak dunia,
cinta kita ku mau tetap hidup. Bersinar tak kenal redup.
Untuk masyarakat, ku mau cinta  kita bermanfaat!
Begitulah inginku.
Kita akan menulis bebas, dengan gaya kita sendiri.
Karena Cinta adalah Kreativitas Nyata!

 @SelinganDikalaNye_Kripsi, 18 Sept 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar