Sabtu, 06 Juni 2015

Goldar O, kadang-kadang emang bikin paralyzed

walo gak sepenuhnya bener, nemuin artikel ini di hipwee, bikin aku teringat sama kawan yang goldarnya O.. kok kayaknya artikel ni almost 80% bener ya? wallahua'lam

5 Perihal Ini Hanya Dirasakan Oleh Kamu yang Bergolongan Darah O

 | 
8,062 shares
0

Siapa yang tak kenal dengan tipe golongan darah paling ceria. Itulah golongan darah O. Biasanya orang dengan tipe golongan ini punya sejuta keceriaan dalam hidupnya maupun hidup orang lain. Tapi, sejatinya orang dengan tipe O ini mempunyai misteri dalam dirinya yang tak bisa secara fulgar mereka ungkap kapada orang lain.
walo gak sepenuhnya bener, nemuin artikel ini di hipwee, bikin aku teringat sama si kawan.. kok kayaknya artikel ni almost 80% bener ya? wallahua'lam
Pintarnya, O menyimpan itu semua. Teman dekatnya sekalipun tidak mengerti apa yang ada pada dirinya. Karakter ini biasa dimiliki oleh tipe O. Pahamilah sebelum mulai mengusik hidup mereka yang bergolongan O.

1. Teman dekat ialah sosok yang tipe O butuhkan, karena seringkali dia merasa lemah ketika harus sendiri.

Ketika O sendiri via http://eroge-bu.blogspot.sg/
Kebanyakan dari tipe O adalah orang yang mempunyai jiwa bersosialisasi tinggi. Dia mampu ceria didepan semua orang dan bahkan mampu membuat tawa pada orang-orang disekitarnya. Terutama pada teman dekatnya sendiri. Dia selalu berusaha menyenangkan teman dekatnya sendiri hanya demi ia mampu melihat orang terdekatnya tersenyum dan tertawa.
Tipe O mampu menghapus kesedihan orang lain dengan ribuan tingkah leluconnya. Tapi, disisi lain ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Itulah mengapa tipe O lebih mudah mengeluh saat ia sendiri. Sejatinya ia butuh orang terdekatnya untuk mengerti O, menyemangati O, dan menghibur O seperti yang selalu dilakukan oleh tipe O kepada teman dekatnya agar teman dekatnya mampu tersenyum kembali.
Namun, kenyataannya tipe O selalu kehilangan itu semua. Itulah sebabnya tipe O selalu butuh teman dekat ada disetiap kehidupannya. Karna ia merasa lemah ketika harus sendiri dengan berbagai masalah yang ada.

2. Tipe O ialah orang yang sangat ekspresif. Tak jarang ia mampu romantis dalam moment apapun.

Orang dengan tipe O punya banyak cara untuk mengekspresikan perasaannya. Ibaratnya, orang dengan tipe O punya prinsip "Ekspresikanlah ekspresi itu". Perhatikanlah, ia pasti mereka lebih sering mengekspresikan perasaannya lewat berbagai cara. Pasangan dengan tipe O akan lebih sering mengkodekan suatu keadaan pada pasangannya. Dia harap pasangannya itu bisa peka dengannya, tanpa harus mengungkapkan. 
Bukan hanya pada pasangannya, pada orang lain pun demikian. Itu hanya untuk orang lain tahu apa yang dimaksudkan oleh O. Dan mereka bisa melakukan hal yang dimaksud itu kepada O. Itulah mengapa tipe O lebih sering mengkode, lebih sering puitis.
Kebanyakan dari orang memandang golongan ini suka galau. Padahal itu adalah salah satu cara O untuk mengekspresikan perasaannya. Oleh karena mengekspresikan lewat puisi-puisi itu bak pujangga, itu sebabnya O sering dikira galau. Jangan salah, puitisnya tipe O itu romantis loh. Cobalah cermati!

3. Selayaknya seorang sahabat, dia yang punya golongan darh O punya rasa peduli yang besar pada orang-orang terdekatnya.

Beruntungnya mereka yang punya pasangan/sahabat/terdekat dengan tipe O. Karena tipe O punya perasaan peduli yang luar biasa kepada mereka yang O anggap itu orang-orang yang berarti dalam hidup O. Sebegitu besarnya rasa peduli, kadang O rela meluangkan waktunya untuk mereka, demi sebuah kebersamaan dan kebahagiaan teman/sahabat/pasangannya.
Tipe O kadang kala mampu meninggalkan kesibukanya untuk meluangkan waktu bersama orang-orang terkasihnya. Itulah sebabnya tipe O selalu siap sedia membantu teman, sahabat, atau pasangan ketika mereka membutuhkan pertolongan.
Ironisnya, rasa peduli ini sering disalah artikan. 

4. Sifat nggak enakan-nya itu yang selalu membuat tipe O memikirkan perasaan orang lain.

Tipe O selalu merasa gak enak sama orang lain -- siapapun itu. Entah canggung atau apa, ia tidak bisa mengungkapkan permintaan tolong kepada orang lain. Banyak pertimbangan jika ia harus minta tolong kepada orang lain.
Ia berpikir ribuan kali. Ia terlalu menjaga perasaan orang lain. Anggapan tipe O ini, ia takut jika nanti ia meminta bantuan maka ia akan merepotkan dan mengganggu orang lain. Rasanya itu sulit sekali dibuang. Dia terlalu menjaga perasaan orang lain.
Tetapi, perasaan si O siapa yang mau ngertiin?

5. Tapi kalau Tipe O sudah marah, hati-hati aja karena semuanya pasti bakal kena imbasnya.

Hati-hati kalau menghadapi si O marah. Emosinya tipe O itu hanya sesaat, setelah itu O bakal senyum lagi. Tapi lain halnya jika O sudah memuncak marahnya. Biasanya tipe O butuh waktu untuk sendiri. Sendirinya tipe O ini kadang bikin orang lain bingung gimana cara ngadepinnya. Saat sendiri, O bener-bener merenung dengan pertanyaan.
Kenapa aku mesti marah ke mereka?
Sejatinya, tipe O merasa bersalah sekali ketika ia terpaksa marah dan emosi. Kadang emosinya ke siapa, pelampiasannya ke siapa. Orang terdekat O harus sabar dan siap-siap menghadapi sifat tipe O yang bisa setiap saat meluapkan emosi.
Rasa bersalahnya tipe O, kadang membuat tipe O berpikir keras hingga tujuh turunan (mungkin). Soalnya ia bingung bagaimana cara untuk minta maaf ke mereka. Alhasil tipe O hanya diam ketika emosi sudah reda dan terpaksa bertemu orang-orang yang menjadi pelampiasannya. Tipe O kadang hanya bisa meminta maaf lewat tulisan atau bahkan hanya dalam hati. Karena dia tidak mampu mengungkapkan lewat lisan.
Yang jadi temen deket, sahabat, atau pasangannya tipe O kudu sabar ya. Sejatinya ia gak ingin seperti itu kok, marah-marah dan emosi gak jelas. Tetep bantu dia melewati masalah yang bikin O kesel hingga emosi lalu marah-marah.
Sebenernya tipe O itu butuh pendukung selalu. Ia gak mau sendiri, ia butuh teman yang siap mendengarkan keluh kesahnya. Tapi nyatanya tipe O emang susah kalo disuruh curhat. Dalam hati tipe O sebenernya pengen banget curhat. Oleh karena itu, coba perhatikan cara tipe O mengungkapkan isi hatinya. Perhatikan kode-kode yang diungkapkan O. Karena ia tak mampu mengungkapkan secara langsung.

Untuk mereka yang sedang mencoba memahami orang dengan karakter golongan O. Ini hanya mengulas dari sebagian kebiasaan orang dengan goldar O. Kebenaran atau tidaknya itu tergantung dari persepsi dan kepribadian masing-masing orang. Tidak selalu sama dengan kenyataan sebenarnya. Semoga bermanfaat.
copypaste from hipwee

bye bye.. will not say "see you" anymore


“Bye-bye.. see you”
Adalah kalimat yang sering kita ucapkan di akhir percakapan dengan teman atau sahabat.
Baik itu saat bertemu langsung atau hanya lewat sms.
C u, mengindikasikan bahwa adanya keinginan untuk bertemu lagi dan lagi.
Tapi,
Apa jadinya..jika percakapan kita dengan seorang teman atau sahabat yang selama ini begitu kita percaya, di akhiri dengan kalimat, “bye bye.. will not say see you anymore”
Hahah.
What a crazy right?
Ucapan “bye bye.. will not say see you anymore” mengindikasikan adanya keinginan agar tidak berjumpa lagi dilain waktu.
Kenapa? What’s a problem?
Wallahua’lam. Mungkin itu keputusan terbaik demi kebaikan masing-masing pihak.

Masalahnya,
Bagaimana jika tanpa keinginan sekalipun, disuatu waktu yang tidak ditentukan, disuatu tempat yang tidak direncanakan.. tetiba berjumpa????
Tak ada yang bisa dilakukan. Paling cuma bisa tersenyum penuh tanda tanya. Ingin tanya apa kabar. Segan. Lalu berbalik arah. Jalan ketujuan yang saling berlawanan.

Ah, kehidupan...
Takdirnya sulit diterka-terka..
Orang-orang datang dan pergi, berlalulalang bergentayangan dikehidupan kita.
Teman dan sahabat, datang dan pergi silih berganti, tanpa mampu ditebak siapa yang akan datang siapa yang akan pergi.
Setiap kedatangan dan kepergian seseorang, patutnya disyukuri.
Itu adalah potongan misteri-misteri manis yang telah tertulis dalam kitab-Nya.
Allah yang menentukan dengan siapa kita akan berjumpa, dengan siapa pula kita akan berpisah.

“Bye-bye.. see you”
Bilakah kita rindu plus kangen sejadi-jadinya dengan sahabat yang setiap komunikasi diakhiri dengan “Bye-bye.. see you”  maka sewaktu-waktu akan dengan mudahnya mengambil hape lalu ketik sms.. hi! Apa kabar? Dan seterusnya melanjutkan percakapan dengan sejumlah pertanyaan diselingi canda plus emot ceria. Cukuplah BBM dan whatsup sebagai sarana pengobat rindu sementara.


Parahnya, apa yang bisa dilakukan jika rindu yang menghampiri tertuju pada teman atau sahabat yang pernah kita ucapkan “bye bye.. will not say see you anymore”??
Tentu saja akan berakhir dengan pertanyaan, hi! Apa kabar? Via bbm yang kemudian dihapus lagi sebelum sempat terkirim. Atau bertanya via surel yang alamat emailnya adalah email sendiri? Ah, paling-paling berakhir disepucuk surat puisi rindu yang ujung-ujungnya cuma untuk dibaca sendiri.

Padahal rindu itu kan sederhana?
Kenapa kadang-kadang jadi segitu complicatednya?
Maka,
Berdamailah dengan diri sendiri. Bersabarlah hati.






Bidikmisi Undercover



5 juni 2015, Jum’at
Tanpa sengaja hari ini berjumpa dengan seorang ukhty di musola KID,
Karena keterbatasan waktu masing-masing, selama ini kami sulit sekali berjumpa.
Perjumpaan yang tak direncanakan itu pun kami lanjutkan dengan lunch bareng.
“ukh, habis ni mau kemana?” tanyanya sambil bergerak menuju westafel cuci tangan.
“sampe jam 4 gak ada kemana-mana sih, kenapa ukh?” tanyaku ingin tahu.
“temenin ane beli kipas angin yuk” ajaknya lembut.
Tentu saja aku mengiyakan ajakannya.

30 menit mutar kesana-kemari, akhirnya kami mendapatkan kipas angin yang sesuai dengan keinginan dari segi kualitas dan kantong freshgraduate.
Maka akupun mengantarkan beliau menuju kosan yang baru saja ditempatinya 2 hari yang lalu.
“Assalamu’alaikum”
Ucapku kepada ahlul kamar.
.........
Dan seketika itu juga, aku berdecak lemas. Ingin terduduk lesu. Tanganpun tergerak ingin mengurut dada. namun, semua keinginan tadi aku buyarkan.
Aku tersenyum, pura-pura biasa aja.
Padahal dalam hati pengen nangis saat itu juga.
Ah, lebai fikirku.

Lalu sang ukhty pun bertanya padaku
“ukh, bagusnya ane taruh dimana kipas angin ini?” tanyanya ingin tahu pendapatku.
“Di situ” tanpa ragu aku menunjuk ke salah satu pojok.
Tak perlu fikir panjang, beliaupun langsung meletakkan kipas angin barunya sesuai dengan saranku, tentu saja dengan sedikit kerepotan memindahkan dulu beberapa barang ke tempat tidurnya.
“ukh beb, kenapa gak taruh di situ aja keranjang bukunya?”
“gak bisa beb, kalo disitu menghalangi adek ini lewat menuju ke tempat tidurnya” jelasnya sambil tersenyum kearah seorang adik yang wajahnya sedang berbasah wudhu.

Sambil memperhatikan ukhtyku itu mengaturletakkan beberapa barang, aku termenung sebentar. Meski pura-pura biasa aja, jujur aku masih lemas.
Kamar baru ukhty kesayanganku itu, 360 derjat beda total dari kamar beliau yang sebelumnya.
Kamar yang sekarang mungkin berukuran 3m x 2,5 m, kuperkirakan sama seperti ukuran kamarku dirumah.
Tapi,
Kamar itu dihuni oleh 4 orang. Dengan 4 ranjang susun, 2 disebelah kanan, 2 disebelah kiri.
Pengalamanku tidur diranjang tingkat ialah saat aku menjadi panitia ULDC2014 BEM Unsyiah di SPN Seulawah. Ranjang susun saat itu dilengkapi  dengan kasur springbed yang empuk.
Namun, pemandangan ranjang susun kali ini sama sekali berbeda.
Bentuknya sederhana, dengan bahan dasar besi, yang kelihatannya sudah mulai lapuk agak-agak berkarat. Panjangnya tidak sama seperti ranjang yang di SPN seulawah. Sehingga aku berimajinasi, jika saja aku memasukkan kasur spring bed ke ranjang itu, gak mungkin muat! Alias gak fix!
Maka benarlah, rerata penghuni kamar itu, menggunakan kasur palembang yang dilipat dua, agar fix dengan ukuran ranjang.

Bukankah ranjang adalah wilayah yang digunakan untuk tidur atau beristirahat?
Tapi berbeda dengan para penghuni kamar ini,
Di atas ranjang salah satu penghuni, tersusun buku-buku kuliahan disepanjang pinggirannya, tak ketinggalan meja kecil lipat dan ransel kampus di salah satu ujung ranjang, sedang di ujung yang lain ada bantal kecil yang ditutupi dengan sajadah dan mukena pertanda sang ahlul kamar adalah barisan orang-orang yang mendirikan shalat.
maka, tidur beralaskan kasur palembang bertemankan buku-buku dan beberapa barang lainnya, adalah tidur penuh kenikmatan yang dialami penghuni kamar setiap malamnya tanpa sedikitpun merasakan kesempitan.

“Adek mau shalat ya? Bentar ya dek, kakak hampir siap sikit lagi”
Pinta ukhtyku agar sang adik memberi pengertiannya dan bersabar sedikit lagi, sebelum dirinya kemudian bisa mendirikan shalat.

Ya Rabb, sungguh aku sudah tak tahan lagi.
Di kamar sebelumnya, aku dan ukhtyku itu sering melaksanakan shalat berjama’ah,
Tapi, kali ini, shalat berjama’ah adalah moment yang sama sekali tidak mungkin untuk dilakukan, meski imam hanya bermakmumkan 1 orang. 
No place.

Maka bagaimana keseharian sang adik dikamarnya tersebut?
Tentu saja untuk melakukan segalanya, dirinya harus memanjat terlebih dahulu menuju ranjang sempitnya yang berada di posisi atas. Belajar? Di situ. Jemuran yang baru diangkat? Diletakkan di situ. Melipat kain? Di situ. Membuka laptop dan membuat laporan atau tugas? Di situ.
Mengejar mimpi? Di situ. Merencanakan masa depan? Di situ.
Ya, di situ di ranjang sempit yang bahkan menjulurkan kakipun susah. Ya Rabb.

Bagaimana dengan shalat?
Tentu saja, para penghuninya harus bersabar menunggu selesai yang satu maka yang lain baru boleh mendirikan shalat. Karena lapak yang tersisa cukuplah untuk seorang saja bersujud. 
Berjama’ah? Adalah ketidakmungkinan yang percuma untuk disemogakan!

Seketika, kamarku dirumah, dengan segala kekufuran kukatakan sempit,  mendadak luas seluas tanah lapang! Total lapangnya. Luas rasanya.
Ahhhh...plooonggg. Kenapa kamarku mendadak luas gini rasanya ya Rabb?
Maka dimanakah letak kelapangan itu sebenarnya?
ah. iya. Di sini rupanya. Di dalam dada letaknya.
Di jiwa yang ikhlash, ada kelapangan yang gak mungkin diukur dengan meteran apapun!
Dihati yang sabar, bersemayam kelapangan yang tak mungkin bertemu kedua ujungnya, meski kau lelah berlari-lari mengelilinginya.
Itulah kelapangan yang sebenar-benarnya!

“dek, semester berapa?”
“semester dua kak”
“bidikmisi ya?”
“iya kak”
Sudah kuduga, benar saja, bagiku, cuma bidikmisi yang mentalnya bisa gini.
Barisan bidik misi, adalah shaf-shaf anti-mengeluh.
Jiwa mereka kokoh, visi mereka suci.
Mereka berbeda.

Terimakasih telah membuat kamar kakak hari ini menjadi begitu lapang.
Masyaallah,
bahkan, ketika sampai kerumah dan masuk ke kamarpun,
Kamar kakak benar-benar mendadak lapang dan begitu luas rasanya.
Terimakasih dik, terimakasih...

Bersemangatlah kalian belajar, masa depan yang manis sedang menunggu kalian.
teruslah menginspirasi mahasiswa-mahasiswa lainnya,
agar mereka juga bisa hidup sederhana, jauh dari kehedonisan materi dan dunia!

Sincere
Your Noonafillah, IrmaKharisma

Sabtu, 06 Juni 2015

Goldar O, kadang-kadang emang bikin paralyzed

walo gak sepenuhnya bener, nemuin artikel ini di hipwee, bikin aku teringat sama kawan yang goldarnya O.. kok kayaknya artikel ni almost 80% bener ya? wallahua'lam

5 Perihal Ini Hanya Dirasakan Oleh Kamu yang Bergolongan Darah O

 | 
8,062 shares
0

Siapa yang tak kenal dengan tipe golongan darah paling ceria. Itulah golongan darah O. Biasanya orang dengan tipe golongan ini punya sejuta keceriaan dalam hidupnya maupun hidup orang lain. Tapi, sejatinya orang dengan tipe O ini mempunyai misteri dalam dirinya yang tak bisa secara fulgar mereka ungkap kapada orang lain.
walo gak sepenuhnya bener, nemuin artikel ini di hipwee, bikin aku teringat sama si kawan.. kok kayaknya artikel ni almost 80% bener ya? wallahua'lam
Pintarnya, O menyimpan itu semua. Teman dekatnya sekalipun tidak mengerti apa yang ada pada dirinya. Karakter ini biasa dimiliki oleh tipe O. Pahamilah sebelum mulai mengusik hidup mereka yang bergolongan O.

1. Teman dekat ialah sosok yang tipe O butuhkan, karena seringkali dia merasa lemah ketika harus sendiri.

Ketika O sendiri via http://eroge-bu.blogspot.sg/
Kebanyakan dari tipe O adalah orang yang mempunyai jiwa bersosialisasi tinggi. Dia mampu ceria didepan semua orang dan bahkan mampu membuat tawa pada orang-orang disekitarnya. Terutama pada teman dekatnya sendiri. Dia selalu berusaha menyenangkan teman dekatnya sendiri hanya demi ia mampu melihat orang terdekatnya tersenyum dan tertawa.
Tipe O mampu menghapus kesedihan orang lain dengan ribuan tingkah leluconnya. Tapi, disisi lain ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Itulah mengapa tipe O lebih mudah mengeluh saat ia sendiri. Sejatinya ia butuh orang terdekatnya untuk mengerti O, menyemangati O, dan menghibur O seperti yang selalu dilakukan oleh tipe O kepada teman dekatnya agar teman dekatnya mampu tersenyum kembali.
Namun, kenyataannya tipe O selalu kehilangan itu semua. Itulah sebabnya tipe O selalu butuh teman dekat ada disetiap kehidupannya. Karna ia merasa lemah ketika harus sendiri dengan berbagai masalah yang ada.

2. Tipe O ialah orang yang sangat ekspresif. Tak jarang ia mampu romantis dalam moment apapun.

Orang dengan tipe O punya banyak cara untuk mengekspresikan perasaannya. Ibaratnya, orang dengan tipe O punya prinsip "Ekspresikanlah ekspresi itu". Perhatikanlah, ia pasti mereka lebih sering mengekspresikan perasaannya lewat berbagai cara. Pasangan dengan tipe O akan lebih sering mengkodekan suatu keadaan pada pasangannya. Dia harap pasangannya itu bisa peka dengannya, tanpa harus mengungkapkan. 
Bukan hanya pada pasangannya, pada orang lain pun demikian. Itu hanya untuk orang lain tahu apa yang dimaksudkan oleh O. Dan mereka bisa melakukan hal yang dimaksud itu kepada O. Itulah mengapa tipe O lebih sering mengkode, lebih sering puitis.
Kebanyakan dari orang memandang golongan ini suka galau. Padahal itu adalah salah satu cara O untuk mengekspresikan perasaannya. Oleh karena mengekspresikan lewat puisi-puisi itu bak pujangga, itu sebabnya O sering dikira galau. Jangan salah, puitisnya tipe O itu romantis loh. Cobalah cermati!

3. Selayaknya seorang sahabat, dia yang punya golongan darh O punya rasa peduli yang besar pada orang-orang terdekatnya.

Beruntungnya mereka yang punya pasangan/sahabat/terdekat dengan tipe O. Karena tipe O punya perasaan peduli yang luar biasa kepada mereka yang O anggap itu orang-orang yang berarti dalam hidup O. Sebegitu besarnya rasa peduli, kadang O rela meluangkan waktunya untuk mereka, demi sebuah kebersamaan dan kebahagiaan teman/sahabat/pasangannya.
Tipe O kadang kala mampu meninggalkan kesibukanya untuk meluangkan waktu bersama orang-orang terkasihnya. Itulah sebabnya tipe O selalu siap sedia membantu teman, sahabat, atau pasangan ketika mereka membutuhkan pertolongan.
Ironisnya, rasa peduli ini sering disalah artikan. 

4. Sifat nggak enakan-nya itu yang selalu membuat tipe O memikirkan perasaan orang lain.

Tipe O selalu merasa gak enak sama orang lain -- siapapun itu. Entah canggung atau apa, ia tidak bisa mengungkapkan permintaan tolong kepada orang lain. Banyak pertimbangan jika ia harus minta tolong kepada orang lain.
Ia berpikir ribuan kali. Ia terlalu menjaga perasaan orang lain. Anggapan tipe O ini, ia takut jika nanti ia meminta bantuan maka ia akan merepotkan dan mengganggu orang lain. Rasanya itu sulit sekali dibuang. Dia terlalu menjaga perasaan orang lain.
Tetapi, perasaan si O siapa yang mau ngertiin?

5. Tapi kalau Tipe O sudah marah, hati-hati aja karena semuanya pasti bakal kena imbasnya.

Hati-hati kalau menghadapi si O marah. Emosinya tipe O itu hanya sesaat, setelah itu O bakal senyum lagi. Tapi lain halnya jika O sudah memuncak marahnya. Biasanya tipe O butuh waktu untuk sendiri. Sendirinya tipe O ini kadang bikin orang lain bingung gimana cara ngadepinnya. Saat sendiri, O bener-bener merenung dengan pertanyaan.
Kenapa aku mesti marah ke mereka?
Sejatinya, tipe O merasa bersalah sekali ketika ia terpaksa marah dan emosi. Kadang emosinya ke siapa, pelampiasannya ke siapa. Orang terdekat O harus sabar dan siap-siap menghadapi sifat tipe O yang bisa setiap saat meluapkan emosi.
Rasa bersalahnya tipe O, kadang membuat tipe O berpikir keras hingga tujuh turunan (mungkin). Soalnya ia bingung bagaimana cara untuk minta maaf ke mereka. Alhasil tipe O hanya diam ketika emosi sudah reda dan terpaksa bertemu orang-orang yang menjadi pelampiasannya. Tipe O kadang hanya bisa meminta maaf lewat tulisan atau bahkan hanya dalam hati. Karena dia tidak mampu mengungkapkan lewat lisan.
Yang jadi temen deket, sahabat, atau pasangannya tipe O kudu sabar ya. Sejatinya ia gak ingin seperti itu kok, marah-marah dan emosi gak jelas. Tetep bantu dia melewati masalah yang bikin O kesel hingga emosi lalu marah-marah.
Sebenernya tipe O itu butuh pendukung selalu. Ia gak mau sendiri, ia butuh teman yang siap mendengarkan keluh kesahnya. Tapi nyatanya tipe O emang susah kalo disuruh curhat. Dalam hati tipe O sebenernya pengen banget curhat. Oleh karena itu, coba perhatikan cara tipe O mengungkapkan isi hatinya. Perhatikan kode-kode yang diungkapkan O. Karena ia tak mampu mengungkapkan secara langsung.

Untuk mereka yang sedang mencoba memahami orang dengan karakter golongan O. Ini hanya mengulas dari sebagian kebiasaan orang dengan goldar O. Kebenaran atau tidaknya itu tergantung dari persepsi dan kepribadian masing-masing orang. Tidak selalu sama dengan kenyataan sebenarnya. Semoga bermanfaat.
copypaste from hipwee

bye bye.. will not say "see you" anymore


“Bye-bye.. see you”
Adalah kalimat yang sering kita ucapkan di akhir percakapan dengan teman atau sahabat.
Baik itu saat bertemu langsung atau hanya lewat sms.
C u, mengindikasikan bahwa adanya keinginan untuk bertemu lagi dan lagi.
Tapi,
Apa jadinya..jika percakapan kita dengan seorang teman atau sahabat yang selama ini begitu kita percaya, di akhiri dengan kalimat, “bye bye.. will not say see you anymore”
Hahah.
What a crazy right?
Ucapan “bye bye.. will not say see you anymore” mengindikasikan adanya keinginan agar tidak berjumpa lagi dilain waktu.
Kenapa? What’s a problem?
Wallahua’lam. Mungkin itu keputusan terbaik demi kebaikan masing-masing pihak.

Masalahnya,
Bagaimana jika tanpa keinginan sekalipun, disuatu waktu yang tidak ditentukan, disuatu tempat yang tidak direncanakan.. tetiba berjumpa????
Tak ada yang bisa dilakukan. Paling cuma bisa tersenyum penuh tanda tanya. Ingin tanya apa kabar. Segan. Lalu berbalik arah. Jalan ketujuan yang saling berlawanan.

Ah, kehidupan...
Takdirnya sulit diterka-terka..
Orang-orang datang dan pergi, berlalulalang bergentayangan dikehidupan kita.
Teman dan sahabat, datang dan pergi silih berganti, tanpa mampu ditebak siapa yang akan datang siapa yang akan pergi.
Setiap kedatangan dan kepergian seseorang, patutnya disyukuri.
Itu adalah potongan misteri-misteri manis yang telah tertulis dalam kitab-Nya.
Allah yang menentukan dengan siapa kita akan berjumpa, dengan siapa pula kita akan berpisah.

“Bye-bye.. see you”
Bilakah kita rindu plus kangen sejadi-jadinya dengan sahabat yang setiap komunikasi diakhiri dengan “Bye-bye.. see you”  maka sewaktu-waktu akan dengan mudahnya mengambil hape lalu ketik sms.. hi! Apa kabar? Dan seterusnya melanjutkan percakapan dengan sejumlah pertanyaan diselingi canda plus emot ceria. Cukuplah BBM dan whatsup sebagai sarana pengobat rindu sementara.


Parahnya, apa yang bisa dilakukan jika rindu yang menghampiri tertuju pada teman atau sahabat yang pernah kita ucapkan “bye bye.. will not say see you anymore”??
Tentu saja akan berakhir dengan pertanyaan, hi! Apa kabar? Via bbm yang kemudian dihapus lagi sebelum sempat terkirim. Atau bertanya via surel yang alamat emailnya adalah email sendiri? Ah, paling-paling berakhir disepucuk surat puisi rindu yang ujung-ujungnya cuma untuk dibaca sendiri.

Padahal rindu itu kan sederhana?
Kenapa kadang-kadang jadi segitu complicatednya?
Maka,
Berdamailah dengan diri sendiri. Bersabarlah hati.






Bidikmisi Undercover



5 juni 2015, Jum’at
Tanpa sengaja hari ini berjumpa dengan seorang ukhty di musola KID,
Karena keterbatasan waktu masing-masing, selama ini kami sulit sekali berjumpa.
Perjumpaan yang tak direncanakan itu pun kami lanjutkan dengan lunch bareng.
“ukh, habis ni mau kemana?” tanyanya sambil bergerak menuju westafel cuci tangan.
“sampe jam 4 gak ada kemana-mana sih, kenapa ukh?” tanyaku ingin tahu.
“temenin ane beli kipas angin yuk” ajaknya lembut.
Tentu saja aku mengiyakan ajakannya.

30 menit mutar kesana-kemari, akhirnya kami mendapatkan kipas angin yang sesuai dengan keinginan dari segi kualitas dan kantong freshgraduate.
Maka akupun mengantarkan beliau menuju kosan yang baru saja ditempatinya 2 hari yang lalu.
“Assalamu’alaikum”
Ucapku kepada ahlul kamar.
.........
Dan seketika itu juga, aku berdecak lemas. Ingin terduduk lesu. Tanganpun tergerak ingin mengurut dada. namun, semua keinginan tadi aku buyarkan.
Aku tersenyum, pura-pura biasa aja.
Padahal dalam hati pengen nangis saat itu juga.
Ah, lebai fikirku.

Lalu sang ukhty pun bertanya padaku
“ukh, bagusnya ane taruh dimana kipas angin ini?” tanyanya ingin tahu pendapatku.
“Di situ” tanpa ragu aku menunjuk ke salah satu pojok.
Tak perlu fikir panjang, beliaupun langsung meletakkan kipas angin barunya sesuai dengan saranku, tentu saja dengan sedikit kerepotan memindahkan dulu beberapa barang ke tempat tidurnya.
“ukh beb, kenapa gak taruh di situ aja keranjang bukunya?”
“gak bisa beb, kalo disitu menghalangi adek ini lewat menuju ke tempat tidurnya” jelasnya sambil tersenyum kearah seorang adik yang wajahnya sedang berbasah wudhu.

Sambil memperhatikan ukhtyku itu mengaturletakkan beberapa barang, aku termenung sebentar. Meski pura-pura biasa aja, jujur aku masih lemas.
Kamar baru ukhty kesayanganku itu, 360 derjat beda total dari kamar beliau yang sebelumnya.
Kamar yang sekarang mungkin berukuran 3m x 2,5 m, kuperkirakan sama seperti ukuran kamarku dirumah.
Tapi,
Kamar itu dihuni oleh 4 orang. Dengan 4 ranjang susun, 2 disebelah kanan, 2 disebelah kiri.
Pengalamanku tidur diranjang tingkat ialah saat aku menjadi panitia ULDC2014 BEM Unsyiah di SPN Seulawah. Ranjang susun saat itu dilengkapi  dengan kasur springbed yang empuk.
Namun, pemandangan ranjang susun kali ini sama sekali berbeda.
Bentuknya sederhana, dengan bahan dasar besi, yang kelihatannya sudah mulai lapuk agak-agak berkarat. Panjangnya tidak sama seperti ranjang yang di SPN seulawah. Sehingga aku berimajinasi, jika saja aku memasukkan kasur spring bed ke ranjang itu, gak mungkin muat! Alias gak fix!
Maka benarlah, rerata penghuni kamar itu, menggunakan kasur palembang yang dilipat dua, agar fix dengan ukuran ranjang.

Bukankah ranjang adalah wilayah yang digunakan untuk tidur atau beristirahat?
Tapi berbeda dengan para penghuni kamar ini,
Di atas ranjang salah satu penghuni, tersusun buku-buku kuliahan disepanjang pinggirannya, tak ketinggalan meja kecil lipat dan ransel kampus di salah satu ujung ranjang, sedang di ujung yang lain ada bantal kecil yang ditutupi dengan sajadah dan mukena pertanda sang ahlul kamar adalah barisan orang-orang yang mendirikan shalat.
maka, tidur beralaskan kasur palembang bertemankan buku-buku dan beberapa barang lainnya, adalah tidur penuh kenikmatan yang dialami penghuni kamar setiap malamnya tanpa sedikitpun merasakan kesempitan.

“Adek mau shalat ya? Bentar ya dek, kakak hampir siap sikit lagi”
Pinta ukhtyku agar sang adik memberi pengertiannya dan bersabar sedikit lagi, sebelum dirinya kemudian bisa mendirikan shalat.

Ya Rabb, sungguh aku sudah tak tahan lagi.
Di kamar sebelumnya, aku dan ukhtyku itu sering melaksanakan shalat berjama’ah,
Tapi, kali ini, shalat berjama’ah adalah moment yang sama sekali tidak mungkin untuk dilakukan, meski imam hanya bermakmumkan 1 orang. 
No place.

Maka bagaimana keseharian sang adik dikamarnya tersebut?
Tentu saja untuk melakukan segalanya, dirinya harus memanjat terlebih dahulu menuju ranjang sempitnya yang berada di posisi atas. Belajar? Di situ. Jemuran yang baru diangkat? Diletakkan di situ. Melipat kain? Di situ. Membuka laptop dan membuat laporan atau tugas? Di situ.
Mengejar mimpi? Di situ. Merencanakan masa depan? Di situ.
Ya, di situ di ranjang sempit yang bahkan menjulurkan kakipun susah. Ya Rabb.

Bagaimana dengan shalat?
Tentu saja, para penghuninya harus bersabar menunggu selesai yang satu maka yang lain baru boleh mendirikan shalat. Karena lapak yang tersisa cukuplah untuk seorang saja bersujud. 
Berjama’ah? Adalah ketidakmungkinan yang percuma untuk disemogakan!

Seketika, kamarku dirumah, dengan segala kekufuran kukatakan sempit,  mendadak luas seluas tanah lapang! Total lapangnya. Luas rasanya.
Ahhhh...plooonggg. Kenapa kamarku mendadak luas gini rasanya ya Rabb?
Maka dimanakah letak kelapangan itu sebenarnya?
ah. iya. Di sini rupanya. Di dalam dada letaknya.
Di jiwa yang ikhlash, ada kelapangan yang gak mungkin diukur dengan meteran apapun!
Dihati yang sabar, bersemayam kelapangan yang tak mungkin bertemu kedua ujungnya, meski kau lelah berlari-lari mengelilinginya.
Itulah kelapangan yang sebenar-benarnya!

“dek, semester berapa?”
“semester dua kak”
“bidikmisi ya?”
“iya kak”
Sudah kuduga, benar saja, bagiku, cuma bidikmisi yang mentalnya bisa gini.
Barisan bidik misi, adalah shaf-shaf anti-mengeluh.
Jiwa mereka kokoh, visi mereka suci.
Mereka berbeda.

Terimakasih telah membuat kamar kakak hari ini menjadi begitu lapang.
Masyaallah,
bahkan, ketika sampai kerumah dan masuk ke kamarpun,
Kamar kakak benar-benar mendadak lapang dan begitu luas rasanya.
Terimakasih dik, terimakasih...

Bersemangatlah kalian belajar, masa depan yang manis sedang menunggu kalian.
teruslah menginspirasi mahasiswa-mahasiswa lainnya,
agar mereka juga bisa hidup sederhana, jauh dari kehedonisan materi dan dunia!

Sincere
Your Noonafillah, IrmaKharisma